"Pertemuan kemarin adalah bagian dari katakanlah membangun komunikasi untuk mengetahui lebih khusus lagi apa rencana ke depan dari pihak Taliban dan dari sisi lain juga menyampaikan sisi pandangan Indonesia yang kita harapan bisa diperhatian dan diimplementasikan oleh pihak Taliban," kata Faizasyah.
Menurut Faizasyah pertemuan antara Retno dan perwakilan di kantor Biro Politik Taliban itu berlangsung lebih dari sejam. Namun dia menolak menjelaskan secara rinci apa saja yang dibahas antara kedua pihak.
Faizasyah menyebutkan Retno menyampaikan harapan pemerintah Indonesia kepada Taliban dan pihak Taliban juga menjelaskan mengenai rencana mereka ke depan dalam memerintah Afghanistan.
Dia mengakui ketiga tuntutan disampaikan Retno dalam pertemuan dengan perwakilan di kantor Biro Politik Taliban di Doha tersebut juga menjadi harapan masyarakat internasional. Namun dia mengatakan pemerintah Indonesia berharap Taliban tidak lagi seperti dua daswarsa lalu ketika berkuasa untuk pertama kalinya di Afghanistan.
Pengamat: Ada Peluang Pemerintahan Taliban Diterima Masyarakat Internasional
Pengamat hubungan internasional dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nanto Sriyanto mengatakan Indonesia tidak akan memaknai kemenangan Taliban sebagai bagian dari perdamaian namun dia menilai ada harapan pemerintahan baru Afghanistan di bawah kendali Taliban akan diterima oleh masyarakat internasional.
Namun ada catatan khusus tentang Taliban ketika berkuasa 20 tahun lalu sehingga menjadi bahan pertimbangan bagi banyak negara, termasuk Indonesia, untuk mengakui pemerintahan Taliban.