Tapi sekarang, dia mengaku mendapatkan peringatan dari Taliban agar segera berhenti dari pekerjaannya.
“Taliban menulis surat kepada saya di mana mereka mengatakan bahwa saya tidak boleh bekerja di polisi dan bahwa saya tidak punya hak untuk menyatakan tentang hak-hak perempuan,” ujarnya.
Dia menjelaskan tidak ada kemungkinan Taliban akan berubah.
"Mereka tidak akan setuju jika seorang wanita bekerja, berpartisipasi dalam kehidupan publik, dan bebas,” tambahnya.
Sebelumnya Gulafroz menyatakan tidak membayangkan dirinya bisa masuk ke kepolisian di Afghanistan.
“Pada awalnya tidak terbayangkan, orang umumnya percaya hanya orang yang buta huruf dan paling tidak mampu yang akhirnya bertugas di jajaran polisi,” katanya kepada wartawan pada Maret lalu.
“Seiring berjalannya waktu, itu telah banyak berubah dan meningkat berkat upaya terfokus untuk mengatasi masalah ketidakhormatan, pelecehan seksual, dan diskriminasi terhadap perempuan di jajaran kepolisian,” lanjutnya.
“Semakin banyak gadis berpendidikan bahkan dari keluarga kaya dan terhormat memasuki polisi dan memiliki gaji dan fasilitas yang sama,” ujarnya.
(Susi Susanti)