TAIPEI - Angkatan udara Taiwan mengerahkan jet tempurnya memberi peringatan armada jet milik Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) yang memasuki zona identifikasi pertahanan udaranya.
Pada Kamis (23/9/2021), Kementerian Pertahanan Nasional mengumumkan bahwa 19 pesawat China telah masuk ke barat daya zona pertahanan udara Taiwan. Kedatangan pesawat-peswat itu mendorong Taiwan untuk mengirim pasukan patroli sebagai respons, serta mengaktifkan pelacakan dan pemantauan rudal anti-pesawat.
BACA JUGA: Taiwan Siap Hadapi Konflik Militer dengan China
Armada pesawat China terdiri dari 12 pesawat tempur J-16, dua pesawat anti-kapal selam Y-8, sepasang pembom berkemampuan nuklir H-6, dua jet J-11, dan satu Y-8 EW, demikian diwartakan RT.
Minggu lalu, pemerintah melaporkan insiden serupa di area yang sama melibatkan armada 10 unit pesawat PLA di antaranya enam pesawat tempur J-16 dan dua pesawat tempur J-11.
Sehari sebelum insiden itu Taiwan telah menjanjikan tambahan anggaran USD8,69 miliar (Rp124 triliun) untuk lima tahun ke depan guna meningkatkan persenjataannya terhadap ancaman dari China. Langkah itu diambil karena kekhawatiran bahwa kekuatan militer Beijing baru-baru ini telah ditingkatkan secara signifikan.
BACA JUGA: 28 Pesawat Militer China Satroni Zona Pertahanan Udara Taiwan
Beijing, yang memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya di bawah kebijakan 'Satu China', telah menyatakan keluhan atas keterlibatan Amerika Serikat (AS) dengan Taipei - hubungan yang digambarkannya merusak "status quo."
Bulan lalu, Komando Teater Timur PLA melakukan latihan penyerangan sebagai tanggapan atas “provokasi,” mengutip hubungan militer dan politik AS yang meningkat dengan pulau itu, yang dianggap Beijing sebagai “kolusi”. Latihan itu dimaksudkan untuk menguji kemampuan pasukannya dan untuk “lebih menjaga kedaulatan China”.
Sejak Presiden Joe Biden menjabat, AS telah meningkatkan minatnya kepada Taiwan. Beberapa kapal Angkatan Laut AS telah berlayar melalui Laut Cina Selatan pada akhir Juli. Sementara itu, pada April lalu, sebuah delegasi perwakilan AS yang tidak resmi dikirim ke Taipei.
(Rahman Asmardika)