VATICAN CITY – Paus Fransiskus dan para pemimpin agama lain merilis seruan bersama untuk Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (COP26) guna menawarkan solusi nyata bagi upaya menyelamatkan planet Bumi dari krisis ekologi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pertemuan "Faith and Science: Towards COP26" mempertemukan pemimpin Kristen termasuk Uskup Agung Canterbury Justin Welby dan Pemimpin Gereja Ortodoks Bartholomew, serta perwakilan dari agama Islam, Yudaisme, Hindu, Sikh, Buddha, Konfusianisme, Taoisme, Zoroastrianisme, dan Jainisme.
"COP26 di Glasgow merupakan seruan mendesak untuk memberikan tanggapan efektif terhadap krisis ekologi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan krisis nilai yang kita alami saat ini, dan dengan cara ini menawarkan harapan nyata kepada generasi mendatang," kata Paus Fransiskus, Senin (4/10).
"Kami ingin mengiringinya dengan komitmen dan kedekatan spiritual kami," terangnya dalam pidato yang dia sampaikan kepada para peserta pertemuan.
Melalui pidato tertulisnya, Paus Fransiskus mengatakan perbedaan budaya dan agama harus dilihat sebagai kekuatan, bukan kelemahan, dalam menjaga lingkungan.
(Baca juga: Paus Fransiskus: Jangan Eksploitasi Agama untuk Politik)
"Masing-masing dari kita memiliki keyakinan agama dan tradisi spiritual, tetapi tidak ada batasan atau hambatan budaya, politik, atau sosial yang menghalangi kita untuk berdiri bersama," ujarnya.
Seruan yang menggambarkan perubahan iklim sebagai "ancaman besar" itu, diserahkan ke Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio dan Alok Sharma dari Inggris, Presiden COP26 di Glasgow.
"Para pemimpin agama yang datang ke sini hari ini mewakili sekitar 3/4 dari populasi dunia. Itu adalah persentase yang signifikan dari orang-orang di seluruh dunia dan itulah mengapa suara mereka sangat penting," ungkap Sharma setelah mengikuti pertemuan yang diselenggarakan oleh Vatikan, Inggris, dan Italia.