Draf pertama kesepakatan COP26 diterbitkan pada Rabu (10/11) lalu, mendesak negara-negara untuk “meninjau kembali dan memperkuat” target pengurangan emisi mereka sebelum akhir 2022. Draf itu meminta negara-negara kaya untuk menepati janji mereka untuk menyalurkan dana iklim sebesar $100 miliar per tahun kepada negara-negara miskin.
Selain itu, draf itu mendesak pemerintah semua negara untuk menghapus secara bertahap penggunaan batu bara dan bahan bakar fosil, meski tanpa tenggat waktu.
“Negara-negara harus berkomitmen kembali ke konferensi untuk meningkatkan dan memperkuat target serta aksi nyata mereka. Itu satu. Draf itu mencantumkan bahwa batu bara akan dihapus secara bertahap, begitu pula subsidi bahan bakar fosil. Menurut saya, jika ingin optimal, draf itu perlu mencantumkan tenggat waktu kapan semua itu akan dihapus perlahan. Penting untuk mencantumkannya,” terang Direktur Eksekutif Greenpeace Internasional Jennifer Morgan.
Dengan deklarasi bersama, para pengamat percaya AS dan China telah memberikan dorongan tambahan terhadap KTT itu.
Beberapa jam mendatang akan menjadi saksi apakah komunitas internasional dapat menyepakati cara untuk menghentikan bencana iklim.
(Susi Susanti)