Ancaman Serangan Israel ke Fasilitas Nuklir Iran Meningkat

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Selasa 23 November 2021 17:15 WIB
Foto: Reuters.
Share :

"Israel tidak bisa hidup dalam situasi di mana Iran semakin dekat (memiliki) bom, dan dalam waktu dekat harus membuat keputusan bagaimana menghentikannya," tegas Amidror.

"Saya tidak melihat cara lain kecuali mengebomnya, karena saya tidak melihat Iran mundur dari mimpi memiliki payung nuklir sehingga mereka bisa lebih agresif dari sikap mereka saat ini," imbuhnya.

Israel sudah dua kali bertindak sendirian dalam menghancurkan reaktor nuklir negara musuh—pertama di Irak pada 1981 dan di Suriah pada 2007.

Meski demikian, banyak analis mempertanyakan apakah Israel mampu melaksanakan operasi yang sedemikian kompleks guna menghentikan program nuklir Iran yang jauh lebih maju dan melibatkan berbagai fasilitas (termasuk fasilitas bawah tanah). Selain itu, apakah Israel juga sanggup menanggung konsekuensinya.

"Semua orang di Israel paham bahwa [sebuah serangan] bisa menuntun ke sebuah perang yang sangat rumit," kata Amidror.

Iran, di lain pihak, sudah membulatkan tekad untuk menggelar "respons yang mengejutkan" jika diserang. Diasumsikan, Iran akan menggunakan kekuatannya sekaligus berkoordinasi dengan beragam kelompok proxy di wilayah Timur Tengah: Hezbollah di Lebanon yang punya puluhan ribu roket, milisi Syiah di Suriah dan Irak, gerakan pemberontak Houthi di Yaman, serta milisi Jihad Islam di Jalur Gaza.

Dihadapkan pada risiko besar, beberapa sosok pro-serangan ke Iran menilai gempuran akan berfaedah walau hanya memundurkan rencana nuklir Iran beberapa tahun ke belakang.

Bagaimanapun, secara resmi pemerintah Israel masih mengusung solusi damai melalui negosiasi.

"Saya harap saluran diplomatik akan berhasil," ujar Sima Shine, mantan kepala riset badan intelijen Mossad. "Namun saat ini saya tidak memberinya peluang yang tinggi."

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya