3. Masa depan rudal hipersonik
Rudal hipersonik bergerak lebih dari lima kali kecepatan suara.
Mereka tidak secepat rudal balistik lintas benua, tetapi mereka sangat sulit untuk dideteksi saat terbang sehingga membuat beberapa pertahanan udara tidak berguna.
"China memahami bahwa mereka tertinggal jauh, jadi mereka mencoba membuat terobosan besar untuk melompati kekuatan lain," ujar Dr Zeno Leoni, dari King's College London.
"Mengembangkan rudal hipersonik adalah salah satu cara mereka untuk melakukan ini,” lanjutnya.
China telah membantah menguji rudal hipersonik, tetapi para ahli Barat percaya bahwa dua peluncuran roket musim panas lalu menunjukkan bahwa militernya sedang dalam perjalanan untuk mendapatkannya.
Tidak jelas sistem apa yang mungkin dikembangkan China. Namun ada dua jenis utama hipersonik yakni rudal luncur hipersonik tetap berada di atmosfer bumi dan sistem pemboman orbital pecahan (FOBS) terbang di orbit rendah sebelum berakselerasi menuju target.
Ada kemungkinan bahwa China berhasil menggabungkan dua sistem, menembakkan rudal hipersonik dari pesawat ruang angkasa yang bermanuver FOBS.
Dr Leoni mengatakan, saat rudal hipersonik mungkin tidak - dengan sendirinya - menjadi pengubah permainan, mereka akan membuat beberapa target sangat rentan untuk diserang.
"Rudal hipersonik membuat kapal induk khususnya jauh lebih sulit untuk dipertahankan," katanya.
Namun, ia juga menunjukkan bahwa ancaman dari rudal hipersonik China mungkin telah dilebih-lebihkan oleh beberapa pejabat Barat, yang ingin membuat kasus sekuat mungkin untuk pembiayaan teknologi ruang angkasa militer.
"Ancamannya nyata. Namun, mungkin saja ini dilebih-lebihkan,” ujarnya.