Kasus Pelanggaran HAM, China Diminta Beri Akses PBB untuk Masuk ke Xinjiang

Mohammad Adrianto S, Jurnalis
Jum'at 07 Januari 2022 15:19 WIB
Pelanggaran HAM di China (Foto: Reuters)
Share :

BEIJING - Kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di China masih terus terjadi. Organisasi HAM Pusat Kajian Kebijakan Dalam dan Luar Negeri Indonesia (CENTRIS) kembali meminta negara-negara di dunia mendesak China membuka akses bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjalankan mandat dan fungsi mereka sebagai lembaga perdamaian dunia.

“Segenap negara harus bersatu padu menekan China untuk membuka seluruh akses bagi PBB. Seyogianya Tiongkok bebaskan saja PBB masuk, jika benar tidak ada pelanggaran HAM di sana,” kata peneliti senior CENTRIS, AB Solissa, Jumat (7/1/2022).

Setelah diketahui adanya pelanggaran HAM di Hong Kong dan Xinjiang, Parlemen Eropa sepakat untuk memboikot diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing pada 4 Februari 2022 mendatang.

Baca juga: Terlibat Pelanggaran HAM di China, 3 Peritel Besar AS Tarik Produk

“Kami menilai seruan parlemen Eropa untuk memboikot Olimpiade musim dingin Beijing sudah tepat, untuk menunjukkan keseriusan dan konsistensi negara-negara dunia yang peduli dengan penegakan HAM di China,” ungkapnya.

“Dalam laporan Amnesty International disebut banyak orang telah menjadi sasaran cuci otak, penyiksaan, pelecehan hingga pemerkosaan dan perlakuan merendahkan lainnya di kamp-kamp internal, sementara jutaan warga lainnya hidup dalam ketakutan di tengah pengawasan aparat yang luas," pungkasnya.

Baca juga: China Kecam Sanksi Barat Terkait Pelanggaran HAM Muslim Uighur

CENTRIS menganggap yang dilakukan China terhadap Muslim Uighur tidak ada bedanya dengan Zionis di Israel yang pernah melakukan tindakan genosida terhadap masyarakat Palestina dalam beberapa tahun terakhir.

“Apa yang dilakukan China, sama dengan kejahatan kemanusiaan zionis Israel terhadap warga Palestina yang menjurus pada praktik genosida,” lanjut Solissa.

Pada Oktober 2021 lalu, 43 negara menandatangani deklarasi di depan PBB untuk meminta China melakukan penghormatan penuh terhadap aturan hukum bagi komunitas Muslim Uighur di Xinjiang.

Diketahui, China melakukan pelanggadan HAM terhadap Muslim Uighur seperti penyiksaan, sterilisasi paksa, dan penghilangan paksa.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) juga sempat membuat laporan terkait tidak adanya kemajuan terhadap akses untuk masuk ke otonomi daerah Muslim Uighur di Xinjiang.

Selain itu Sekretaris Jenderal Organisasi HAM Amnesty International Agnes Callamard menyatakan kalau China menciptakan neraka dunia dalam skala yang mengejutkan, dan sampai menggugah hati nurani warga belahan dunia manapun.

Dalam laporan Amnesty International, disebut Muslim Uighur mengalami penyiksaan berupa pemukulan, setrum listrik, tekanan mental, larangan tidur, digantung di dinding, didinginkan di suhu yang sangat dingin, dan dikurung tersendiri.

Sementara itu, pada akhir Desember lalu, polisi Hong Kong menciduk sejumlah anggota media lokal pro-demokrasi Stand News, yakni pemimpin redaksi, serta empat mantan anggota dewan yang menjadi staf.

“Hong Kong semula menjadi basis pusat koresponden media regional bahkan internasional, peringkat kebebasan pers terus turun drastis sejak Cina memperketat sensor dan kontrol diwilayah itu selalu menggunakan dalih ‘merusak kekuasaan negara’. Jujur kita khawatir nasib temen-temen pers di tahanan,” tutur Solissa.

“Satu kata, masyarakat dunia boikot Olimpiade musim dingin di Beijing sebelum China menghentikan seluruh aktivitas pelanggaran HAM di sana,” ujarnya.

Aktivis pro-demokrasi Hong Kong yang tengah berada di pengasingan, Nathan Law, membenarkan pernyataan CENTRIS terkait penganiayaan terhadap media dan jurnalis di sana.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya