Peristiwa 18 Februari: Konflik Sampit Pecah Tewaskan Lebih 500 Orang

Puteranegara Batubara, Jurnalis
Jum'at 18 Februari 2022 07:48 WIB
Ilustrasi (Foto: Ist)
Share :

2001 - Kekerasan antar-etnis antara Dayak dan Madura pecah di Sampit, Kalimantan Tengah, lebih dari 500 korban jiwa dan 100.000 pengungsi.
Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antaretnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya.
Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura dari pulau Madura. Konflik tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak.
Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal. Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal kepalanya oleh suku Dayak.

2. Konflik Sampit

Kekerasan antar-etnis antara Dayak dan Madura pecah di Sampit, Kalimantan Tengah, lebih dari 500 korban jiwa dan 100.000 pengungsi.

Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antaretnis di Indonesia, berawal pada Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu. Konflik ini dimulai di kota Sampit, Kalimantan Tengah dan meluas ke seluruh provinsi, termasuk ibu kota Palangka Raya.

Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura dari pulau Madura. Konflik tersebut pecah pada 18 Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak.
Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal. Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal kepalanya oleh suku Dayak.

3. Dua wartawan diculik saat bertugas di Irak

18 Februari 2005, dua wartawan media massa nasional di Indonesia, Meutya Hafid dan juru kamera Budiyanto, diculik dan disandera oleh sekelompok pria bersenjata ketika sedang bertugas di Irak.

Meutya dan rekannya juru kamera Budiyanto diculik dan disandera oleh sekelompok pria bersenjata ketika sedang bertugas di Irak. Kontak terakhir stasiun televisi yang bersangkutan dengan Meutya adalah pada 15 Februari, tiga hari sebelumnya. Mereka akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya