JAKARTA – Operasi militer Rusia di Ukraina telah memasuki hari kelima pada Senin (28/2/2022) dengan pertempuran sengit yang terus berlangsung meski kedua belah pihak telah memulai negosiasi damai di Belarusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meminta bantuan dari negara-negara Barat dan Eropa untuk menghadapi serangan pasukan Rusia. Beberapa negara telah memenuhi permintaan tersebut dengan mengirimkan persenjataan dan logistik untuk mendukung pasukan Ukraina.
Berikut negara-negara yang telah mengirimkan persenjataan ke Ukraina, dilansir dari berbagai sumber:
Amerika Serikat
Washington telah mengirimkan persenjataan ke Ukraina bahkan sebelum operasi militer Rusia dimulai. Pada Sabtu (26/2/2022) AS kembali mengirimkan tambahan bantuan militer senilai USD350 juta.
Ukraina telah meminta senjata anti-tank Javelin dan rudal Stinger untuk menembak jatuh pesawat.
Pentagon mengatakan senjata itu termasuk anti-baju besi, senjata ringan, pelindung tubuh dan berbagai amunisi untuk mendukung pertahanan garis depan Ukraina. Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan sistem anti-pesawat juga termasuk dalam materi.
Inggris
Pada Januari, Menteri Pertahanan Ben Wallace mengatakan Inggris telah “mengambil keputusan untuk memasok Ukraina dengan sistem senjata pertahanan anti-armor ringan”.
Perdana Menteri Boris Johnson pada Rabu (23/2/2022) menjanjikan dukungan militer ke Ukraina, termasuk senjata pertahanan yang mematikan.
Dia mengatakan kepada parlemen bahwa bantuan itu akan termasuk senjata mematikan dan bantuan tidak mematikan.”
Kanada
Kanada mengirim persenjataan militer mematikan ke Ukraina dan meminjamkan USD394 juta kepada Kiev untuk membantu Ukraina mempertahankan diri dari Rusia.
Jerman
Jerman telah melanggar tradisi lama untuk tidak mengekspor senjata ke zona konflik dengan bersumpah untuk mengirim 1.000 senjata anti-tank ke Ukraina, 500 rudal permukaan-ke-udara "Stinger" dan sembilan howitzer.
Berlin juga menyumbangkan 14 kendaraan lapis baja dan 10.000 ton bahan bakar.