AS Peringatkan Serangan Senjata Kimia Rusia Bisa Terjadi di Ukraina: Kita Semua Harus Waspada!

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Jum'at 11 Maret 2022 07:18 WIB
Anggota Pertahanan Teritorial berlatih menggunakan peluncur anti-tank AT4, di Kyiv 9 Maret 2022. (Foto: Reuters)
Share :

Jumlah ini termasuk 406 korban meninggal dan 801 terluka namun data itu "kemungkinan jauh lebih tinggi, menurut Liz Throssell, juru bicara komisioner PBB untuk hak asasi manusia.

Sebagian besar yang terluka adalah akibat "serangan udara dan senjata peledak," kata PBB

"Ratusan gedung perumahan" hancur di kota-kota seputar Ukraina," menurut PBB. Seorang wartawan juga dilaporkan meninggal.

PBB juga menyatakan keprihatinan karena "penahanan semena-mena" pendukung pro-Ukraina di wilayah yang dikuasai militer Rusia. Kekerasan juga terjadi terhadap personel pro-Rusia di kawasan yang dikuasai Ukraina.

PBB mengatakan kepada BBC, jumlah pengungsi dalam perang di Ukraina sejauh ini mencapai lebih dari dua juta orang.

Para pengungsi melintas ke negara-negara tetangga di barat Ukraina termasuk Polandia, Romania, Slovakia, Hungaria dan Moldova.

Sejumlah kecil mengungsi ke Rusia dan Belarus.

Sejauh ini menurut PBB, aliran pengungsi:

* Polandia menerima lebih dari 1,2 juta pengungsi

* Hungaria 191.000

* Slovakia 141.000

* Moldova 83.000

* Romania 82.000

* Rusia 99.300

* Belarus 453

PBB minta jaminan Rusia-Ukraina untuk memastikan keamanan warga sipil

Kepala kemanusiaan PBB Martin Griffiths meminta Ukraina dan Rusia untuk memastikan perjalanan yang aman bagi warga sipil yang keluar dari zona perang dan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan.

PBB dan mitranya telah menyediakan makanan untuk ratusan ribu orang, tetapi situasi keamanan membuat mereka kesulitan menjangkau daerah-daerah tertentu.

Pernyataan ini muncul saat kedua belah pihak saling melontarkan tuduhan bahwa masing-masing berusaha mencegah warga sipil meninggalkan zona perang dengan selamat.

Duta Besar Ukraina untuk PBB menuduh Rusia melakukan aksi penembakan di koridor kemanusiaan, sehingga menghalangi warga sipil meninggalkan zona perang utuk menuju Eropa dan mencegah pengiriman bantuan kemanusiaan.

Tetapi duta besar Rusia untuk PBB membantah tuduhan itu dan sebaliknya menganggap Ukraina lah yang menolak proposal gencatan senjata.

Rusia usulkan koridor kemanusiaan, Ukraina tuding 'tidak bermoral'

Sebelumnya, Rusia mengatakan akan melakukan gencatan senjata di beberapa kota Ukraina untuk membentuk koridor kemanusiaan sehingga warga sipil bisa keluar dari zona perang, demikian laporan media pemerintah.

Gencatan senjata berlangsung Senin (07/03) dari pukul 10:00 waktu Moskow, menurut Kementerian Pertahanan Rusia.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya