Moment Mengharukan! Warga Rusia Ratapi Tentara yang Tewas saat Perang Ukraina

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Sabtu 19 Maret 2022 14:35 WIB
Korban Perang Rusia Ukraina/BBC
Share :

PERANG Rusia-Ukraina menyebabkan korban jiwa dikeduabelah pihak. Korban tewas akibat pertempuran dahsyat itu banyak yang telah dimakamkan.

(Baca juga: Catat! Ini Pelajaran yang Didapat Indonesia dari Invasi Rusia ke Ukraina)

Salah satunya seperti yang terlihat di Gereja Alexandra dan Antonina, saat sebuah peti mati diletakkan. Peti itu diselimuti kain bendera tiga warna Rusia. Di atasnya, terpasang topi seragam tentara dan sebuah foto.

Mikhail Orchikov adalah wakil komandan brigade senapan mesin. Dia tewas di medan perang di Ukraina. Sejumlah tentara Rusia dengan persenjataan lengkap hadir dalam prosesi pemakaman itu, menjadi garda kehormatan.

Berapa banyak tentara Rusia yang tewas terbunuh di Ukraina? Melaporkan angka berbeda dengan jumlah yang secara resmi dikeluarkan pemerintah adalah tindak kriminal di Rusia.

Menurut informasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia, sebanyak 498 tentara kehilangan nyawa dalam apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus". Itu adalah data terakhir, pada 2 Maret. Belum ada pembaruan data lagi selama dua pekan.

"Situasi di negara kita tidak sederhana," ucap pendeta kepada kongregasi yang hadir. "Semua orang mengerti itu,"tulis informasi tersebut seperti dilansir BBC Indonesia, Sabtu (19/3/2022).

Kremlin ingin publik meyakini bahwa para tentara Rusia yang diberangkatkan ke Ukraina adalah pahlawan, dan serangan Rusia di sana adalah bentuk pertahanan diri.

Tidak semua orang mendukung serangan Rusia di Ukraina. Di sebuah desa yang bernama Nikolskoye, saya mengunjungi rumah seorang tokoh agama Ioann Burdin. Baru-baru ini, dia berkhotbah dengan muatan anti-perang dan menyuarakan kritiknya.

Setelah melakukan itu, dia ditahan dan didenda, menurut aturan baru tentang mendiskreditkan Pasukan Bersenjata Rusia.

"Saya meyakini bahwa pembunuhan, apapun penyebabnya dan bagaimanapun Anda berusaha memberikan pembenaran, adalah dosa," dia berkata kepada saya. "Darah ada di tangan orang yang membunuhnya. Jika sebuah perintah diberikan, maka darah ada di tangan siapa pun yang memberikan perintah itu, siapa pun yang mendukungnya, atau diam saja saat itu terjadi."

"Hal terburuk dari semua ini adalah, kebencian telah muncul. Kebencian akan semakin dalam dan semakin dalam, karena kita bisa melihat situasi dengan Ukraina tidak akan berakhir. Tidak ada politik yang bisa menghentikan ini. Kebencian dari kedua pihak akan semakin kuat dan menjadi dinding di antara masyarakat Rusia dan Ukraina hingga berabad-abad mendatang."

Di sebuah pemakaman di Kostroma, delapan tentara memanggul peti Mikhail ke makamnya. Band militer mengiringi dengan musik syahdu. Kemudian terdengar tembakan penghormatan sebelum Lagu Nasional Rusia dimainkan, dan peti diturunkan ke liang lahat.

Seseorang memberikan pidato singkat: "Kehilangan seorang anak laki-laki, saudara laki-laki, dan ayah adalah sebuah tragedi, namun kami bangga dia meninggal dunia membela masyarakat kita, anak-anak kita, negara kita."Di Kostroma, mereka menyebut Mikhail sebagai "pejuang Tanah Air."

(Fahmi Firdaus )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya