NATO Akan Kirim Lebih Banyak Pasukan ke Eropa timur, Peringatkan Rusia Tidak Gunakan Senjata Nuklir

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 24 Maret 2022 05:56 WIB
Sekjen NATO Jens Stoltenberg (Foto: Reuters)
Share :

JERMANSekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan pihaknya akan menyetujui peningkatan besar dalam pasukan yang dikerahkan di sayap timurnya.

Hal ini diungkapkan Stoltenberg saat konferensi pers pada malam pertemuan puncak darurat tentang invasi Rusia ke Ukraina.

Dia menjanjikan lebih banyak pasukan untuk Hungaria, Slovakia, Bulgaria dan Rumania.

NATO juga akan menyetujui lebih banyak dukungan untuk Ukraina, termasuk perlindungan yang lebih besar terhadap penggunaan senjata kimia, biologi dan nuklir.

Stoltenberg mengatakan dia mengharapkan para pemimpin akan "setuju untuk memperkuat postur NATO di semua domain, dengan peningkatan besar di bagian timur aliansi. Di darat, di udara dan di laut".

Baca juga:  NATO Aktifkan Pasukan Respon Cepat Pertama Kalinya, 40.000 Tentara Siap Perang Lawan Rusia

Secara keseluruhan, NATO memiliki sekitar 40.000 tentara di perbatasan timurnya, yang membentang dari Baltik hingga Laut Hitam.

Baca juga: Rusia Serang Ukraina, NATO Akan Kerahkan Pasukan ke Sayap Timur Wilayah Sekutu

"Ada rasa urgensi baru karena kita tidak bisa menerima perdamaian begitu saja," kata Stoltenberg kepada wartawan.

Dia memperingatkan Rusia agar tidak menggunakan senjata nuklir di Ukraina, menyerukan penghentian "retorika nuklir berbahaya dan tidak bertanggung jawab" Moskow.

Dia menambahkan bahwa setiap penggunaan senjata biologis atau kimia akan memiliki "konsekuensi yang luas", sambil menekankan bahwa NATO siap untuk "melindungi dan membela sekutu dari ancaman apa pun, kapan pun".

Berita itu muncul ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dalam pidatonya di parlemen Prancis, mendesak sejumlah perusahaan besar Prancis untuk menarik diri dari Rusia.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sedang dalam perjalanan ke Brussel untuk menghadiri KTT pada Kamis (24/3) dan untuk pertemuan lainnya dengan para pemimpin Eropa.

Saat berada di Eropa, AS diperkirakan akan mengumumkan sanksi lebih lanjut terhadap tokoh politik dan oligarki Rusia.

Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan juga mengatakan para pemimpin G7 akan setuju untuk berkoordinasi dalam penegakan sanksi.

Laporan media menyebutkan dalam beberapa tahun terakhir jika Israel menolak untuk menjual sistem spyware Pegasus ke Ukraina karena khawatir akan memprovokasi Rusia.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington telah menyimpulkan, setelah "meninjau dengan cermat informasi yang tersedia", bahwa pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang dengan menyerang warga sipil.

Pekan lalu Biden menggambarkan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai "penjahat perang".

Pernyataan itu telah membuat marah Kremlin, yang tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur sebulan setelah invasi.

Rusia sebagian besar telah diisolasi, dan pada Rabu (22/3), Polandia mengatakan telah mengusir 45 diplomat Rusia yang dituduh melakukan kegiatan intelijen, sekitar setengah dari mereka yang saat ini bekerja di kedutaan Warsawa.

Duta Besar Rusia mengatakan tidak ada dasar untuk tuduhan itu.

AS juga telah diberikan daftar diplomat yang akan diusir dari Rusia, sebagai balasan atas pengusiran diplomat Rusia di misi PBB Moskow di New York.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya