Pernyataan Biden ke Putin Makin Panas, Tegaskan Ekspresi Moral Atas Konflik di Ukraina dan Tolak Minta Maaf

Susi Susanti, Jurnalis
Selasa 29 Maret 2022 10:40 WIB
Presiden AS Joe Biden (Foto: AP)
Share :

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Senin (28/3) mempertahankan klaimnya bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak boleh tetap berkuasa. Biden bersikeras bahwa itu adalah ekspresi kemarahan moralnya atas konflik di Ukraina dan bukan perubahan kebijakan, dan seharusnya tidak ada yang menganggapnya serius.

Biden diketahui meluncurkan proposal anggaran 2023-nya di Gedung Putih pada Senin (28/3), tetapi pers jauh lebih tertarik pada pernyataan yang dia buat selama perjalanan minggu lalu ke Polandia – termasuk pernyataannya tentang Putin.

“Demi Tuhan, orang ini tidak dapat tinggal di kekuasaan,” ujar Biden. Pernyataan ini ditafsirkan secara luas sebagai seruan untuk perubahan rezim di Moskow.

 Baca juga: Blinken Bantah AS Akan Mengubah Rezim Rusia

“Saya tidak akan mundur,” kata Biden ketika ditanya tentang hal itu pada Senin (28/3).

“Saya ingin memperjelas: saya tidak dulu, juga bukan sekarang, mengartikulasikan perubahan kebijakan. Saya mengungkapkan kemarahan moral yang saya rasakan, dan saya tidak meminta maaf untuk itu,” lanjutnya.

Baca juga:  Presiden Prancis Serukan Setiap Orang Tahan Diri dalam Kata-Kata dan Tindakan Terkait Perang Rusia-Ukraina

Ditanya apakah pernyataannya memperumit diplomasi tentang mengakhiri perang, Biden mengatakan tidak.

Dia bahkan menilai upaya eskalasi Putin yang menjadi faktor yang sangat memperumit banyak hal. “Tetapi saya tidak berpikir itu memperumitnya sama sekali,” ujarnya.

Menanggapi pertanyaan lain tentang apa yang dia maksud di Warsawa, Biden mengatakan bahwa orang-orang seperti ini seharusnya tidak menjadi negara yang berkuasa, yang merujuk pada Putin.

Wartawan lain mengingatkan Biden tentang pengalaman kebijakan luar negerinya yang luas - dia duduk di Komite Hubungan Luar Negeri Senat selama bertahun-tahun - dan bertanya apakah dia bisa melihat bagaimana kata-katanya dapat ditafsirkan sebagai pernyataan kebijakan, atau digunakan sebagai propaganda oleh Rusia.

“Tidak dan tidak karena itu konyol. Tidak ada yang percaya. Saya berbicara tentang menjatuhkan Putin. Tidak ada yang percaya itu,” terangnya.

Pada Sabtu (26/3), para pembantu Gedung Putih bergegas untuk “mengklarifikasi” pernyataan Biden di Warsawa, mengatakan kepada wartawan bahwa apa pun yang dimaksud Biden yakni Putin tidak dapat diizinkan untuk melaksanakan kekuasaan atas negara-negara tetangga.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken melangkah lebih jauh pada hari Minggu, mengatakan bahwa “kami tidak memiliki strategi perubahan rezim di Rusia – atau di tempat lain, dalam hal ini.”

Namun, pada Senin pagi, poin pembicaraan resmi adalah bahwa Biden hanya mengungkapkan pendapat pribadi.

"Saya pikir pidato yang Anda lihat adalah cerminan dari hubungan emosionalnya dengan masalah ini dan komitmennya terhadap keamanan Eropa, NATO dan Ukraina," kata Koordinator Keamanan Energi Gedung Putih Amos Hochstein kepada Forum Energi Global Dubai. “Saya pikir itu adalah pandangan yang sangat emosional, sangat pribadi.

Dia menilai Biden tidak menunjukkan perubahan kebijakan AS dan perubahan rezim.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya