JERMAN – Uni Eropa (UE) akan mengirim tim penyelidik ke Ukraina untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang di lapangan. Hal ini diungkapkan Presiden Komisi UE Ursula von der Leyen pada Senin (4/4) setelah mengadakan pembicaraan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Langkah itu dilakukan setelah beberapa warga sipil tewas ditemukan di Bucha, pinggiran ibukota, selama akhir pekan. Kiev segera menghubungkan pembunuhan itu dengan pasukan Rusia.
“Sore ini saya berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tentang pembunuhan mengerikan yang telah terungkap di Bucha dan daerah lain dari mana pasukan Rusia baru-baru ini pergi,” kata von der Leyen dalam sebuah pernyataan.
Dia mengatakan tim investigasi yang dikirim UE tidak akan bertindak sebagai entitas independen tetapi akan membantu pihak berwenang Ukraina dalam mengumpulkan bukti di lokasi,
“Uni Eropa telah membentuk Tim Investigasi Gabungan dengan Ukraina untuk mengumpulkan bukti dan menyelidiki kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan,” lanjutnya.
Baca juga: Pembantaian Warga Sipil di Bucha, Biden Tuntut Pengadilan Kejahatan Perang untuk Putin
“Uni Eropa siap untuk memperkuat upaya ini dengan mengirimkan tim investigasi di lapangan untuk mendukung Layanan Penuntutan Ukraina. Eurojust dan Europol siap membantu,” urainya.
Baca juga: Rusia Akan Gelar Pertemuan dengan DK PBB Terkait Tuduhan Pembantaian Warga Sipil di Bucha
Masalah Bucha terungkap setelah beberapa warga sipil tewas ditemukan di kota pinggiran barat laut ibukota. Kiev tanpa penundaan menyalahkan pasukan Rusia atas pembunuhan massal yang diklaim, dengan pejabat tinggi Barat mendukung penilaiannya dan juga menuduh Moskow melakukan kejahatan perang.
Rusia membantah keterlibatan dalam pembunuhan, mencap seluruh urusan Bucha sebagai "provokasi" yang sengaja dipentaskan untuk menjebak pasukan Rusia.
Zelensky diketahui mengunjungi lokasi pembunuhan massal yang diklaim pada hari sebelumnya, bersumpah untuk menghukum mereka yang bertanggung jawab, dan mengulangi tuduhan Kiev terhadap Moskow.
“Kami ingin Anda menunjukkan kepada dunia apa yang terjadi di sini. Apa yang dilakukan militer Rusia. Apa yang dilakukan Federasi Rusia di Ukraina yang damai. Penting bagi Anda untuk melihat bahwa ini adalah warga sipil,” terangnya kepada sekelompok besar wartawan asing yang menemaninya ke lokasi.
Diketahui, Moskow melancarkan serangan besar-besaran terhadap Ukraina pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk yang ditandatangani pada 2014, dan pengakuan Rusia pada republik Donbass di Donetsk dan Lugansk. Protokol yang ditengahi Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.
Permintaan Rusia adalah agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan aliansi militer NATO yang dipimpin AS. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan telah membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali dua wilayah pemberontak dengan paksa.
(Susi Susanti)