WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bergabung dengan kecaman global atas pembantaian warga sipil yang diklaim di Bucha selama akhir pekan, menuntut "pengadilan kejahatan perang" untuk Presiden Rusia Vladimir Putin pada konferensi pers pada Senin (4/4).
Dia melanjutkan dengan menyebutkan perlunya mengumpulkan informasi dan mendapatkan semua detail sebelum persidangan kejahatan perang yang sebenarnya.
Linda Thomas-Greenfield, duta besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengumumkan pada Senin (4/4), ini terjadi ketika AS berusaha untuk menangguhkan keanggotaan Rusia di Dewan Hak Asasi Manusia PBB sebagai tanggapan atas tuduhan bahwa pasukan Rusia melakukan kejahatan perang di Bucha dan di tempat lain di Ukraina.
Dia menyerukan 140 negara yang memilih bulan lalu untuk mengutuk operasi militer Rusia di Ukraina.
Baca juga: Rusia Akan Gelar Pertemuan dengan DK PBB Terkait Tuduhan Pembantaian Warga Sipil di Bucha
Rekaman grafis dari Bucha, sebuah kota di barat laut Kiev, muncul selama akhir pekan menunjukkan beberapa mayat berpakaian sipil berserakan. Kiev dengan cepat menyalahkan pasukan Rusia.
Baca juga: Rusia Bantah Bunuh Warga Sipil di Bucha Ukraina
Sementara itu, Moskow dengan tegas membantah keterlibatan dan mengklaim insiden itu dipentaskan demi media Barat. Wakil tetap Rusia untuk Dewan Keamanan PBB, Dmitry Polyansky, menyebutnya sebagai “provokasi terang-terangan oleh radikal Ukraina.”