Rusia telah berulang kali membantah menyerang warga sipil sejak invasinya ke Ukraina dimulai pada 24 Februari lalu.
“Rusia, seperti yang telah kami nyatakan lebih dari sekali, tidak berperang melawan penduduk sipil,” kata wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy kepada DK PBB pada Senin (11/4), menuduh Ukraina dan sekutunya memiliki niat yang jelas untuk menampilkan tentara Rusia sebagai pemerkosa dan sadis.
Sementara itu, Direktur Eksekutif UN Women, Sima Bahous, mengatakan bahwa semua tuduhan harus diselidiki secara independen untuk memastikan keadilan dan akuntabilitas.
"Kami semakin mendengar tentang pemerkosaan dan kekerasan seksual," katanya kepada dewan.
"Kombinasi perpindahan massal dengan hasil tekanan besar dari wajib militer dan tentara bayaran dan kebrutalan yang ditampilkan terhadap warga sipil Ukraina telah mengangkat semua bendera merah,” lanjutnya.
Semua pihak dalam perang Ukraina memiliki sistem wajib militer, di mana para pemuda diwajibkan oleh hukum untuk melakukan dinas militer. Ukraina dan Rusia saling menuduh menggunakan tentara bayaran.
Rusia mengatakan sedang melakukan "operasi militer khusus" untuk mendukung deklarasi kemerdekaan oleh separatis di dua provinsi di Ukraina timur.
Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa Kantor Kejaksaan Agung Ukraina "meluncurkan mekanisme khusus dokumentasi kasus kekerasan seksual oleh tentara Rusia terhadap perempuan Ukraina".
(Susi Susanti)