WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) pada Rabu (20/4) meluncurkan putaran sanksi terbaru untuk Rusia akibat perang di Ukraina. Sanksi terbaru ini menargetkan bank komersial utama dan jaringan global lebih dari 40 individu dan entitas yang dipimpin oleh oligarki Rusia yang ditunjuk AS Konstantin Malofeyev.
Dalam rilis berita, Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengatakan pihaknya juga menargetkan perusahaan yang beroperasi di industri pertambangan mata uang virtual Rusia, dilaporkan terbesar ketiga di dunia. Sanksi terbaru ini pertama kalinya menargetkan perusahaan penambangan mata uang virtual.
Departemen Keuangan juga mengejar "Perusahaan Gabungan Publik Transkapitalbank (TKB)" karena "berada di jantung penghindaran sanksi" dan anak perusahaannya, serta perusahaan di industri pertambangan mata uang virtual Rusia.
Baca juga: China Kecam AS Atas Sanksi Rusia, Hanya Ciptakan Masalah baru
"Amerika Serikat berkomitmen untuk memastikan bahwa tidak ada aset, betapa pun kompleksnya, menjadi mekanisme bagi rezim Putin untuk mengimbangi dampak sanksi," kata rilis yang dikeluarkan Rabu (20/4).
Selain itu, Departemen Luar Negeri memberlakukan banyak pembatasan visa sebagai tanggapan atas perang Rusia dan untuk "merusak demokrasi di Belarusia."
Dalam pernyataan terpisah pada Rabu (20/4), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Departemen Luar Negeri memberlakukan pembatasan visa pada 635 orang Rusia, termasuk anggota Duma Rusia dan sepuluh 'otoritas' yang disebut Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk.