Ukraina Berharap Bisa Evakuasi 6.000 Wanita, Anak-Anak dan Orang Tua dari Kota Mariupol yang Dikepung

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 21 April 2022 14:01 WIB
Ukraina berharap 6.000 warganya dievakuasi dari Kota Mariupol yang terkepung (Foto: Reuters)
Share :

Rusia menyangkal sengaja menargetkan warga sipil dan tidak ada kabar langsung dari Moskow apakah koridor kemanusiaan akan didirikan di Mariupol.

Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 24 Februari. Moskow telah memberikan ultimatum kepada para pembela Ukraina terakhir di sebuah pabrik baja di Mariupol untuk menyerah.

Moskow menyebut tindakannya sebagai "operasi militer khusus" yang ditujukan untuk demiliterisasi Ukraina dan membasmi nasionalis yang berbahaya. Kyiv dan Barat mengabaikan sikap Rusia sebagai dalih yang tidak dapat dibenarkan untuk melakukan invasi.

Mariupol, rumah bagi lebih dari 400.000 orang sebelum perang, merupakan pelabuhan penting untuk ekspor industri dan pertanian dan lokasi beberapa pabrik logam terbesar di Ukraina.

Menguasai kota ini akan memberi Rusia kendali penuh atas pantai Laut Azov, dan jembatan darat yang aman yang menghubungkan daratan Rusia dan wilayah separatis pro-Rusia di timur dengan semenanjung Krimea yang direbut dan dicaplok Moskow pada 2014.

Liudmyla Denisova, ombudswoman Ukraina untuk hak asasi manusia, mengatakan pekan lalu bahwa Rusia telah mengambil 134.000 orang dari daerah Mariupol yang sekarang dikuasainya dan 33.000 di antaranya dideportasi secara paksa. Reuters tidak dapat menentukan keakuratan statistik tersebut. Rusia mengatakan pihaknya menawarkan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang ingin meninggalkan Mariupol.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya