KYIV - Pejuang Ukraina berpegang teguh pada benteng terakhir mereka di Mariupol pada Jumat (22/4)) setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim kemenangan dalam pertempuran terbesar perang, menyatakan kota pelabuhan "dibebaskan" setelah berminggu-minggu pengeboman tanpa henti.
Dalam pertemuan yang disiarkan televisi di Kremlin, Putin mengucapkan selamat kepada menteri pertahanannya dan pasukan Rusia atas "upaya pertempuran untuk membebaskan Mariupol" dan mengatakan tidak perlu menyerbu zona industri yang berisi pabrik baja Azovstal.
Putin memerintahkan pasukannya untuk memblokade sebuah pabrik baja raksasa di mana Ukraina bertahan, setelah menolak ultimatum untuk menyerah atau mati.
"Tidak perlu naik ke katakombe ini dan merangkak di bawah tanah melalui fasilitas industri ini. Blokir kawasan industri ini sehingga lalat pun tidak bisa masuk," terangnya.
Baca juga: Rusia Klaim Buat Kemajuan ke Mariupol, Beberapa Tentara Ukraina Telah Menyerah
Ukraina mengatakan Putin ingin menghindari bentrokan terakhir dengan pasukannya di Mariupol, karena dia kekurangan pasukan untuk mengalahkan mereka. Namun para pejabat Ukraina juga meminta bantuan untuk mengevakuasi warga sipil dan tentara yang terluka.
Mariupol, sebuah pelabuhan utama di wilayah Donbas timur Ukraina, terletak di antara wilayah yang dikuasai oleh separatis Rusia dan Krimea, semenanjung Laut Hitam yang direbut Moskow pada tahun 2014. Dengan merebut kota itu, Rusia akan dapat menghubungkan kedua wilayah tersebut.