Pada tahun 2019, sebuah sekolah di Indiana dikritik karena membuat siswa trauma dan guru "memar" dan "ketakutan" setelah ditembak dengan pistol pelet.
"Banyak latihan itu sebenarnya diperuntukkan bagi orang dewasa - profesional sekolah atau penegak hukum - untuk melihat bagaimana mereka bereaksi dalam situasi sebenarnya," David Schonfeld, dari National Centre for School Crisis and Bereavement, berkata kepada BBC saat itu.
"Anak-anak diminta berpose sebagai korban di lantai dengan berlumuran darah palsu tidak ada gunanya dan bisa menimbulkan trauma."
Dia menambahkan: "Saya prihatin bahwa latihan ini menyiratkan kepada anak-anak bahwa mereka dapat melakukan lebih dari yang mereka - atau siapa pun - sebenarnya mampu lakukan. "Itu hanya menciptakan lebih banyak trauma bagi para penyintas penembakan."
Di luar gerbang sekolah
Penembakan di sekolah meninggalkan dampak kesehatan mental pada korban, menyebabkan kinerja pendidikan yang lebih buruk dan bahkan berdampak pada wilayah sekolah yang lebih luas, menurut beberapa penelitian.
Anak-anak yang selamat dari insiden penembakan seperti itu cenderung lebih sering absen masuk sekolah, ketimbang anak-anak di sekolah serupa yang tidak memiliki riwayat penembakan, menurut sebuah studi tahun 2021 oleh para ahli di Universitas Washington dan Universitas Pennsylvania.
Siswa-siswa itu juga cenderung putus sekolah dan mencari pekerjaan lebih awal dalam hidup mereka. Ada juga efek untuk area yang lebih luas - misalnya, para ekonom mengatakan penembakan membawa dampak ekonomi karena banyak keluarga meninggalkan area tersebut.