Diduga Jadi Korban Malapraktik, Pasien Kehilangan Rahim dan Saluran Kemih Terjahit

Erie Prasetyo, Jurnalis
Jum'at 17 Juni 2022 14:27 WIB
Riski kini hanya bisa pasra akan kondisinya (Foto MPI)
Share :

Saat itu, kondisi Riski semakin memburuk. Riski membutuhkan penanganan medis lebih intensif, dan disarankan untuk dirawat di ke RSUP Haji Adam Malik.

"Saya kecewa dengan Metta Medika, karena kami minta 2 kali untuk surat rujukan untuk ke Adam Malik tapi tidak diberikan, mereka minta pasien untuk datang ke RS Metta Medika Sibolga untuk dapat surat rujukannnya. Kan tidak mungkin kami bolak balik lagi. Sedangkan kondisi istri sudah parah. Sedangkan di Mitra Sejati, istri kan tidak ada tindakan medis lebih lanjut. Tapi akhirnya kami dibantu, dan Mitra Sejati memberikan surat rujukan ke Adam Malik," ujar Muhrozi dengan kesal.

Pada 29 April dini hari, Riski dan Muhrozi di RSUP Adam Malik. Muhrozi melengkapi segala urusan Administrasi. Lalu Riskib dimasukkan ke ruang IGD.

Pada pukul 08:00 dilakukan USG kandung kemih, dan hasil USG menyatakan kandung kemih kosong.

Lalu dilakukan rongent sebelum diambil tindakan medis karena ada kemungkinan saluran kandung kemih terjahit atau terjepit.

"Sebelum diambil tindakan lebih lanjut pihak dokter Adam Malik yang menangani istri menganjurkan kami untuk cuci darah untuk menormalkan fungsi ginjal agar bisa dilakukan tindakan selanjutnya. Kami menyetujuinya," kata Muhrozi.

Selanjutnya, 1 Mei 2022, Riski kembali naik ke meja operasi. Kali ini, Riski menjalani operasi untuk membuka saluran kemih yang terjepit karena diduga terjahit dan terpotong saat menjalani operasi caesar di RS Metta Medika.

Operasi berlangsung pukul 11:30 WIB dan selesai pukul 18:00 WIB. Sebelum dilakukan operasi keluarga Riski diminta menyiapkan 2 kantong darah.

Pukul 18:20 pasien masuk ruangan ICU, dan kondisi pasien kembali melemah dan tidak sadarkan diri. Sehingga dokter dan tim melakukan kontrol siaga sampai pukul 07:00 WIB.

Di kala itu kondisi Riski sangat lemah, dengan tensi 65, paling tinggi tensi 73, kondisi Hb sangat lemah.

Selama di ruangan ICU terus dilakukan penambahan darah, Sampai kondisi Hb pasien membaik.

"Di Adam Malik, total darahnya digunakan istri sebanyak 16 kantong.

Istri dipindahkan ke ruangan Rindu utuk dilakukan rawat inap. Dilakukan perawatan yg intens dalam pengawasan dokter. Alhamdulillah 9 Mei kondisi istri dinyatakan mulai membaik, dan diijinkan untuk rawat jalan," ucap Muhrozi.

Dugaan malapraktik terhadap Riski terjadi karena saluran kandung kemih yang terjahit dan terpotong, sebab dari operasi caesar di RS Meeta Medika.

Penyempitan atau terjahitnya saluran kemih diketahui Muhrozi usai mendapat penjelasan dari dokter di RSUP Adam Malik.

"Mungkin karena panik pendarahan seolah diangkat rahim. Sehingga tidak tahu lagi (dokter) yang mana kantung kemih dan terjahit itu. Dokter di Adam Malik menjelaskan saluran kemih terjahit atau terjepit, dan ada yang terpotong. Maka diambil tindakan penambahan selang di dalam. Saluran yang terjepit itukan dipotong kembali, disatukan pakai selang, dijahit lagi. Agar tidak terjadi infeksi," jelas Muhrozi.

Saat ini, kondisi Riski dan bayinya (anak ketiga) dalam kondisi sehat. Muhrozi merasa seperti ada keajaiban yang menolong istrinya. Dia juga bersyukur karena RSUP Adam Malik maksimal dalam merawat istrinya.

Atas kejadian itu, Muhrozi telah melayangkan somasi kepada RS Metta Medika Sibolga. Melalui kuasa hukumnya, mereka menilai ada kelalaian dokter saat melakukan operasi caesar terhadap Riski.

"Kami berharap ada niat baik dari RS Metta Medika melihat istri saya. Tanggung jawab atas apa yang sudah terjadi, itu sajanya. Jangan dipersulit seperti minta surat rujukan itu, berartikan lepas tangan Metta Media terhadap pasien. Sedangkan pasien ini kritisnya karena kekhilafan dokter di sana. Juga

Agar kedepan juga jangan terulang terhadap orang lain. Karena sakit rasanya, keluarga kita dilakukan seperti itu," pungkas Muhrozi.

Terpisah, kuasa hukum dari Riski yakni Akhmad Johari Damanik menerangkan bahwa pihaknya sudah 2 kali melayangkan somasi.

“Jadi kita sudah dua kali somasi terhadap dokter dan pihak RS Metta Medika di Sibolga. Ada yang menghubungi mengaku bernama Ibu Sumiati Hutabarat sebagai Humas RS Metta Medika. Ia menyatakan sudah menerima surat somasi kita menyatakan akan berkoordinasi. Tetapi sampai waktu yang ditentukan, pertemuan itu tidak terealisasi,” terang Akhmad Johari.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya