Taliban bukanlah pemerintah terpilih. Dan tanpa mereka memenuhi komitmen mereka pada hak-hak perempuan dan hak asasi manusia, bagaimana kelompok itu mengharapkan dunia untuk mengakui mereka, saya bertanya.
Dr Ebad membela pemerintahnya. "Ada beberapa kesalahpahaman di antara komunitas internasional. Kami telah berbuat lebih banyak untuk wanita daripada pemerintah lainnya,” ungkapnya.
Dia mengatakan perempuan lebih aman di bawah pemerintahan Taliban, dan mereka berencana untuk memastikan semua anak perempuan mendapatkan pendidikan. Tindakan mereka mendustakan klaim tersebut.
Diketahui, Taliban dituduh menahan dan memukuli pengunjuk rasa perempuan yang menuntut hak-hak perempuan. Mereka telah melarang anak perempuan dari sekolah menengah, dan perempuan dari pekerjaan, kecuali di sektor kesehatan dan keamanan publik. Baru-baru ini mereka juga mengumumkan aturan tentang apa yang harus dipakai wanita di tempat umum.
Tetapi banyak yang menunjuk ke akuntabilitas Barat juga. Dana asing berkontribusi pada tiga perempat pengeluaran negara di Afghanistan dan tanpa itu, negara itu telah mengalami krisis ekonomi. Jutaan warga Afghanistan biasa terperangkap dalam politik bantuan.
(Susi Susanti)