SWEDIA - Swedia dan Finlandia bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), sebuah perubahan besar bagi dua negara dengan sejarah panjang netralitas di masa perang dan menghindar dari aliansi militer.
Dalam KTT NATO di Madrid, Spanyol, mereka mengatasi apa yang kemungkinan besar menjadi hambatan terakhir yakni keberatan dari Turki.
Diketahui, Swedia dan Finlandia mempertahankan status netral selama bertahun-tahun, tetapi sejak invasi Rusia ke Ukraina, dukungan untuk keanggotaan NATO meningkat secara dramatis.
Lalu mengapa bergabung sekarang? Tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin dianggap menghancurkan perasaan stabilitas yang sejak lama ada di Eropa utara, membuat Swedia dan Finlandia merasa rentan.
Mantan Perdana Menteri Finlandia, Alexander Stubb, mengatakan bergabung dengan aliansi itu adalah "kesepakatan yang sudah selesai" untuk negaranya tak lama setelah pasukan Rusia menyerbu Ukraina pada 24 Februari.
Baca juga: NATO Ubah Strategi, Targetkan Rusia dan China
Bagi banyak orang Finlandia, peristiwa di Ukraina terasa akrab. Soviet menginvasi Finlandia pada akhir 1939. Selama lebih dari tiga bulan tentara Finlandia melakukan perlawanan sengit, meskipun kalah jumlah.
Mereka berhasil mencegah pendudukan, tetapi akhirnya kehilangan 10% wilayah mereka.
Iro Sarkka, seorang ilmuwan politik di Universitas Helsinki mengatakan menyaksikan perang di Ukraina seakan-akan menghidupkan kembali sejarah ini.