"Anda adalah agressor yang menyerang dan membunuh warga sipil. Anda tidak akan masuk surga manapun, Anda akan ada di neraka," cetus Pendeta Ioann kepada para pemimpin Rusia.
Pendeta Ioann membandingkan invasi Rusia dengan "jihad" kekerasan. Dia bahkan menganjutkan agar para pemimpin di Moskow seharusnya pindah agama dan menjadi "Islamis militan".
"Kami khawatir, tapi kami tidak mengira dia akan ditahan," kata Alexander Kurmoyarov, saudara kandung sang pendeta.
Menurut Alexander, saudaranya itu kini menjalani tahanan selama dua bulan dan amat mungkin dibawa ke pengadilan.
"Kami mengira dia bakal diberi peringatan oleh polisi, tapi kini kami khawatir dia akan menghabiskan 10 tahun di penjara," lanjutnya, merujuk hukuman maksimal yang bisa dijatuhkan kepada saudaranya.
Pendeta Ioann diketahui menghabiskan sebagian besar hidupnya di Vinnytsia, Ukraina bagian tengah. Keluarganya pindah ke sana setelah sang ayah pensiun dari militer Rusia.
"Bahkan sejak masa kanak-kanak dia selalu lantang bicara, selalu mencari kebenaran," ujar Alexander, yang ditemui di Vinnytsia.
"Di gereja dia menemukan tempat yang bisa memuaskan pencarian kebenaran," lanjutnya.
Satu-satunya orang yang telah menemui Pendeta Ioann di Penjara Kresty adalah pengacaranya, Leonid Krikun. Dia menilai kliennya itu tampak dalam kondisi kesehatan yang baik dan masih teguh pada keyakinannya.