Negara ini baru dibuka untuk penelitian internasional beberapa tahun yang lalu dan untuk turis pada 2019. Banyak situs kunonya baru dipelajari untuk pertama kalinya. Sementara sejarawan akrab dengan reruntuhan kota Hegra dan Dadan berusia 2.000 tahun dan perannya pada Rute Dupa (makam dan monumen Hegra adalah Situs Warisan Dunia Unesco), tidak banyak yang diketahui tentang peradaban sebelumnya. Sampai adanya penemuan di Al Ula.
Peninggalan arkeologis berusia ribuan tahun yang dapat mengubah pemahaman kita tentang masa prasejarah ditemukan membentang di lanskap Al Ula yang luas dan terpencil. Penelitian McMahon dan rekan-rekannya membantu menguak kebenaran beberapa monumen batu paling awal dalam sejarah dunia, yang lebih tua dari Stonehenge dan piramida paling awal di Giza.
Ketika McMahon tiba, dia menjelaskan bahwa lingkaran batu di sebelah saya adalah sisa-sisa rumah yang ditempati pada periode Neolitik (dari 6000 hingga 4500 SM), dan bahwa daerah ini pernah dipenuhi dengan pemukiman yang berkembang pesat. Sampai saat ini, kepercayaan yang berlaku adalah bahwa hanya ada sedikit aktivitas manusia di wilayah ini sampai Zaman Perunggu setelah 4000 SM.
Tetapi McMahon dan rekan-rekannya menemukan cerita yang sangat berbeda: bahwa Arab Saudi pada masa neolitik adalah lanskap kompleks yang dinamis, padat penduduk, dan tersebar di wilayah yang luas.
Di sekitar saya ada lebih dari 30 tempat tinggal dan makam dan itu hanya sebagian kecil dari sisa-sisanya. Saya mencoba membayangkan tempat ini ribuan tahun yang lalu: hijau, subur, penuh dengan orang-orang yang beraktivitas riuh rendah, menggembalakan kambing dan bicara satu sama lain.
"Iklim dan bentang alam Arab Saudi yang lembab berarti sebagian besar peninggalan arkeologi dari 5.000 hingga 8.000 tahun yang lalu terpelihara dengan baik di permukaan. Jadi apa yang Anda lihat sekarang adalah sebagaimana dulunya," kata McMahon sebagaimana dilansir dari BBC Indonesia.