Dimaampao mengatakan keluarga, termasuk anak-anak, berlindung di bawah lembaran terpal yang sobek, membuat mereka terkena hujan, kata
Di kota Lagangilang, juga di Abra, warga meminta tempat tinggal sementara dan makanan.
“Banyak keluarga mencoba masuk ke tenda darurat. Orang dewasa tidur sambil duduk sementara anak-anak menangis saat gempa susulan,” kata warga Leonora Baruela kepada DZMM.
Abra, daerah lembah dan pegunungan terjal yang menampung hampir 250.000 orang, telah menjadi penyebab sebagian besar tanah longsor dan jalan rusak yang dilaporkan sejak gempa.
Filipina rentan terhadap bencana alam dan terletak di "Cincin Api", sekelompok gunung berapi dan garis patahan di sekitar tepi Samudra Pasifik. Gempa bumi sering terjadi dan ada rata-rata 20 topan setiap tahun, beberapa memicu tanah longsor yang mematikan.
(Susi Susanti)