"Saya sangat lega. Saya kehabisan orang untuk meminta bantuan," kata Bava kepada BBC.
"Kami sangat gembira, kami tidak punya kata-kata untuk menggambarkan emosi kami,” lanjutnya.
Setelah pajak, Bava diperkirakan mendapatkan 6,3 juta rupee (Rp1,2 miliar). Tidak jelas kapan tepatnya dia bisa mendapatkan uang itu. Tapi dia tidak khawatir lagi karena pemberi pinjaman telah berhenti mengetuk pintunya.
"Para debitur diam setelah saya menang. Orang-orang menuntut uang ketika Anda tidak punya. Tapi begitu mereka tahu saya akhirnya punya uang untuk membayar mereka kembali, keadaan menjadi tenang," katanya.
Keluarga Bava pernah menjadi keluarga kelas menengah yang bebas utang. Bava bekerja sebagai kontraktor di sektor konstruksi tetapi pekerjaannya mulai terhenti dalam beberapa tahun terakhir. Keadaan semakin memburuk setelah pandemi Covid-19 melanda India dan dunia pada awal 2020.
Dia berjuang untuk mencari pekerjaan dan hutangnya terus menggunung. Dia menjaga keluarga tetap bertahan dengan mengambil pinjaman. Dia memiliki lima anak, dua di antaranya baru saja menikah. Bava pun harus membayar pernikahan anaknya yang semakin memperburuk kesengsaraan keuangannya.
Dia juga membayar perjalanan putranya ke Qatar dengan harapan dia akan mendapatkan pekerjaan yang baik di sana. Dia mengambil lebih banyak uang dari keluarga sebagai pinjaman untuk ini.
Dia terus berharap bahwa pekerjaannya akan meningkat dan dia akan dapat melunasi hutangnya, yang mencapai sekitar 5 juta rupee (Rp936 juta) pada Juli ini.
"Utang dari biaya pernikahan itu sekitar 1 – 1,5 juta rupee (Rp187 juta – Rp281 juta)," katanya.