Pemerintahan Biden tidak secara eksplisit mendesak Pelosi untuk menghindari Taiwan, tetapi mencoba meyakinkan Beijing bahwa tidak ada alasan untuk “memulai perselisihan” jika kunjungan semacam itu terjadi. Ini menandakan tidak ada perubahan dalam kebijakan AS.
Pelosi pada Minggu (31/7/2022) menyatakan “di bawah kepemimpinan kuat Presiden Biden, AS berkomitmen kuat untuk terlibat secara strategis di kawasan ini, memahami bahwa Indo-Pasifik yang bebas dan berkembang sangat penting demi kemakmuran negara kita dan di seluruh dunia.”
Anggota-anggota Kongres AS telah secara terbuka mendukung minat Pelosi untuk melawat ke Taiwan meskipun ada tentangan dari China. Mereka tidak ingin terlihat AS menyerah kepada China.
China tidak memberikan rincian tentang bagaimana reaksinya jika Pelosi datang ke Taiwan, tetapi Kementerian Pertahanan negara itu pekan lalu memperingatkan bahwa militer akan mengambil “langkah-langkah tegas untuk menggagalkan campur tangan eksternal.”
Sebelumnya, dalam pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Joe Biden pada Kamis lalu (28/7/2022), Presiden China Ji Xinping memperingatkan agar AS tidak ikut campur dalam urusan Beijing dengan Taiwan. China telah berulangkali memperingatkan bahwa lawatan Pelosi akan menjadi pelanggaran terhadap kedaulatannya atas negara pulau yang demokratis itu.
Beijing menilai kontak resmi AS dengan Taiwan sebagai dorongan untuk menjadikan kemerdekaan pulau itu secara de facto selama puluhan tahun sebagai sesuatu yang permanen. Namun, sejumlah pemimpin AS telah menyatakan bahwa mereka tidak akan mendukung itu.
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri China mengisyaratkan bahwa “siapa yang bermain api akan terbakar nanti.”
(Susi Susanti)