Mereka mengatakan pasukan Ukraina menggunakan sistem peluncuran roket dan artileri berat. Klaim oleh masing-masing pihak belum diverifikasi secara independen.
Pada pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diadakan untuk membahas situasi tersebut, Kepala Pengawas Nuklir Rafael Grossi, memperingatkan bahwa itu adalah "saat yang sulit".
Berbicara pada pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York City pada Kamis (11/8/2022), Grossi kembali menyerukan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk diizinkan masuk untuk memeriksa pabrik.
"Ini adalah saat yang serius, saat yang genting dan IAEA harus diizinkan untuk melakukan misinya ke Zaporizhzhia secepat mungkin," katanya, dikutip BBC.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres juga mengatakan hal itu dapat "menyebabkan bencana".
Guterres sebelumnya memperingatkan perjanjian mendesak diperlukan di tingkat teknis tentang batas demiliterisasi yang aman untuk memastikan keamanan daerah tersebut.
Adapun dalam pidato malamnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa hanya penarikan penuh Rusia dari Zaporizhzhia yang menjamin pemulihan keamanan nuklir untuk seluruh Eropa".
Sementara itu, China dan AS sama-sama menyerukan agar para ahli PBB diizinkan untuk segera mengunjungi pabrik tersebut, tetapi tuntutan serupa di masa lalu sejauh ini belum ditindaklanjuti.