SEOUL - Untuk pertama kalinya seorang jenderal Korea Selatan (Korsel) memimpin latihan militer gabungan tahunan dengan pasukan Amerika Serikat (AS). Ini menjadi sebuah langkah yang lama dinantikan Seoul untuk menjadi ketua komando pasukan sekutu jika terjadi perang.
Pada Senin (22/8/2022) kedua sekutu itu memulai latihan militer gabungan terbesar mereka dalam beberapa tahun, yang dikenal sebagai Ulchi Freedom Shield, yang bertujuan memantapkan kesiapsiagaan untuk kemungkinan uji senjata Korea Utara.
Pasukan Amerika Serikat Korea (USFK) melalui pernyataan mengatakan latihan itu mencakup kegiatan pelatihan berorientasi pertahanan dan simulasi komputer selama 11 hari untuk meningkatkan kesiapsiagaan sekutu.
Baca juga: AS dan Korsel Memulai Latihan Militer Gabungan Terbesar Sejak 2017
Dalam latihan tersebut, Jenderal Angkatan Darat AS Paul LaCamera, selaku komandan pasukan USFK, U.S.-South Korea Combined Forces Command (CFC), dan the United Nations Command (UNC), bertukar posisi dengan wakilnya Jenderal Korsel Koprsel Ahn Byung-seok.
Baca juga: Bantah Ikut Perang, China Kirim Pasukan ke Rusia untuk Latihan Militer Gabungan
LaCamera mengatakan melalui pernyataan jika langkah itu didasarkan pada rencana komando masa depan yang diuraikan menteri pertahanan AS dan Korsel tahun lalu.
"Ini penting, sebab, untuk pertama kalinya, wakil komando CFC bertugas sebagai pemimpin komando CFC di masa depan," ujarnya, dikutip Antara.
Sejak Perang Korea 1950-1953, militer AS mempertahankan kewenanggannya untuk mengendalikan ratusan ribu prajurit Korsel bersama sekitar 28.500 tentara AS yang ditempatkan di negara tersebut jika terjadi perang.