Vatikan masih menunggu undangan tertulis dari Korut. Para pejabat Vatikan saat itu mengatakan Paus dapat mempertimbangkan kunjungan tersebut dengan syarat tertentu, yaitu jika kunjungan itu membantu menciptakan perdamaian.
Tahun lalu, Moon bertemu lagi dengan pemimpin Gereja Katolik itu dan memberinya sebuah salib yang terbuat dari kawat berduri zona demiliterisasi yang memisahkan dua Korea. Lagi-lagi, dia meminta sang paus untuk mengunjungi Korut.
Konstitusi Korut menjamin kebebasan beragama sepanjang tidak mengganggu negara.
Namun, tak satu pun peribadatan boleh dilakukan secara terbuka selain di tempat-tempat ibadah yang dikendalikan negara, termasuk sebuah gereja Katolik di ibu kota Pyongyang.
Pemerintah Korut juga telah berkali-kali memenjarakan para misionaris asing.
(Susi Susanti)