Hujan telah mengurangi jarak pandang dan menciptakan beberapa genangan air di dalam area kecil, sehingga mempersulit petugas kehutanan untuk memasang perangkap.
"Ada juga banyak mangsa di daerah itu, jadi macan tutul tidak tertarik dengan umpan yang kita buat,” terangnya.
Dia menambahkan bahwa perhatian media dan tekanan publik yang meningkat atas masalah ini menyebabkan masalah.
"Pihak berwenang dan publik menginginkan hasil yang cepat, jadi kami telah didorong untuk mencoba eksperimen baru atau membuat perubahan tambahan dalam operasi kami setiap hari. Tetapi untuk menangkap macan tutul, harus ada sedikit campur tangan manusia dan banyak kedamaian dan ketenangan,” lanjutnya.
Ahli biologi satwa liar Sanjay Gubbi, yang telah mempelajari macan tutul di Karnataka selama lebih dari satu dekade, menyetujui hal itu.
"[Macan tutul] lebih mungkin untuk melarikan diri pada gangguan sekecil apa pun daripada menyerang. Jadi operasi skala besar yang diluncurkan sebagai reaksi spontan terhadap tekanan publik lebih banyak merugikan daripada menguntungkan," katanya.
Dia juga memperingatkan bahwa menangkap satu macan tutul tidak dapat menyelesaikan masalah.