Pihak berwenang Kosovo menerima kewajiban mereka untuk melestarikan situs-situs itu dan mengidentifikasi situs lainnya yang memerlukan penggalian, pelestarian dan perlindungan.
Di kalangan etnis Serbia di Kosovo sendiri, gereja itu terus dianggap sebagai satu-satunya institusi yang layak dipercaya.
"Berlanjutnya kehadiran Gereja Ortodoks Serbia di sini sangatlah penting karena ini adalah jaminan keberlangsungan hidup orang Serbia di Kosovo dan Metohija. Perannya selama berabad-abad adalah melalui Ekaristi, mendukung pembaptisan, pernikahan dan ritual suci lainnya, orang-orang Serbia yang harus hidup di bawah penguasa Turki selama hampir 500 tahun,” ujar Valentina Bitulic, profesor ilmu sosial dan seorang etnis Serbia di Kosovo.
Bitulic menambahkan bahwa orang Serbia di Kosovo kembali terpecah, kali ini antara negara mereka yang kini merdeka serta didominasi oleh etnis Albania dan Serbia yang menolak mengakui pemisahan bekas provinsi mereka itu secara resmi.
Banyak orang yang berpaling ke gereja untuk meminta bimbingan. Bitulic menambahkan bahwa satu-satunya harapan dan pedoman mereka adalah berpaling ke Gereja Ortodoks Serbia dan pendeta yang memberitahu umat dalam setiap liturgi bahwa mereka harus tetap berada sana.
Meskipun Gereja Ortodoks Serbia secara terbuka dan lantang mendukung klaim Serbia atas wilayah seluas lebih dari 10.887 kilometer persegi yang membentuk Kosovo, wakil-wakil dan para jemaatnya di negara tersebut menegaskan bahwa gereja ortodoks benar-benar merupakan organisasi sosial dan keagamaan.
(Susi Susanti)