LONDON - Pemakaman Ratu Elizabeth II pada Senin (19/9/2022) akan menjadi salah satu pertemuan bangsawan dan politisi terbesar yang diselenggarakan di Inggris selama beberapa dekade.
Undangan telah dikirim selama akhir pekan, dengan sekitar 500 kepala negara dan pejabat asing diharapkan hadir.
Mayoritas pemimpin telah diminta untuk tiba dengan penerbangan komersial dan diberitahu bahwa mereka akan diangkut secara massal dari sebuah lokasi di London barat.
Baca juga: Pemakaman Ratu Elizabeth II, Inggris Tak Undang Rusia dan Myanmar
Dikutip BBC, upacara akan diadakan di Westminster Abbey, yang memiliki kapasitas untuk sekitar 2.200 orang.
Baca juga: Ratu Elizabeth II Meninggal, Surat Wasiatnya Disegel dan Disimpan Selama 90 Tahun
Berikut daftar siapa saja yang akan hadir dan tidak diundag dalam pemakaman tersebut.
1. Keluarga Kerajaan Eropa
Anggota keluarga kerajaan dari seluruh Eropa, banyak di antaranya adalah kerabat darah Ratu, diperkirakan akan datang.
Raja Belgia Philippe dan Ratu Mathilde telah mengkonfirmasi mereka akan berada di sana. Raja Willem-Alexander dan istrinya, Ratu Maxima, bersama ibunya, mantan Ratu Belanda Putri Beatrix, juga akan datang.
Raja Felipe dan Ratu Letizia dari Spanyol juga telah menerima undangan, begitu pula keluarga kerajaan Norwegia, Swedia, dan Demark.
2. Presiden AS
Gedung Putih telah mengkonfirmasi bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan hadir bersama dengan Ibu Negara Jill Biden, meskipun mereka diketahui tidak bepergian dengan bus.
Banyak diskusi terfokus pada apakah Biden akan mengundang pendahulunya, mantan Presiden AS Donald Trump, untuk menjadi bagian dari delegasi AS. Namun karena jumlah delegasi dibatasi ini artinya Trump belum tentu dapat hadir.
Ada spekulasi bahwa beberapa mantan presiden dan ibu negara - terutama mantan Presiden AS Barack Obama - mungkin menerima undangan pribadi.
Adapun Jimmy Carter, yang menjabat sebagai presiden dari 1977 hingga 1981, belum menerima undangan. Hal ini dikonfirmasi kantornya kepada Politico.
3. Pemimpin Persemakmuran Inggris
Para pemimpin dari seluruh Persemakmuran, di mana Ratu menjabat sebagai kepala untuk keseluruhan pemerintahannya, diperkirakan akan hadir.
Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese telah menerima undangan itu. Termasuk juga PM Selandia Baru Jacinda Ardern dan PM Kanada Justin Trudeau.
Sejumlah gubernur jenderal yang menjabat sebagai wakil raja di wilayah Persemakmuran diharapkan hadir bersama para pemimpin negara mereka.
PM Bangladesh Sheikh Hasina dan Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe juga dilaporkan telah menerima undangan. PM India Narendra Modi belum mengkonfirmasi apakah dia akan datang atau tidak.
Para pemimpin dunia lainnya juga dilaporkan telah menerima undangan dari kerajaan Inggris. Termasuk Taoiseach Irlandia Michael Martin, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, dan Presiden Italia Sergio Mattarella serta Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol dan Presiden Brasil Jair Bolsonaro juga telah mengkonfirmasi kehadiran mereka.
Yang juga diharapkan akan datang yakni Kaisar Jepang Naruhito, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Tidak diketahui apakah Presiden China Xi Jinping, yang kunjungannya ke Kazakhstan dan Uzbekistan minggu ini akan menandai pertama kalinya dia meninggalkan China sejak awal pandemi Covid-19, akan menerima undangan atau akan menerimanya.
Sementara itu, menurut sumber Whitehall, Republik Islam Iran, yang telah lama menjadi subjek sanksi internasional atas program nuklirnya, hanya akan diwakili di tingkat duta besar.
4. Tamu tak diundang
Wartawan BBC James Landle mengatakan tidak ada perwakilan dari Rusia, Belarusia, atau Myanmar yang diundang ke pemakaman Ratu Elizabeth II.
Seperti diketahui, hubungan diplomatik antara Inggris dan Rusia telah runtuh sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pekan lalu jika Putin ‘tidak mempertimbangkan’ akan menghadiri pemakaman.
Invasi diluncurkan sebagian dari wilayah Belarusia, yang Presidennya, Aleksandr Lukashenko, adalah sekutu dekat Presiden Putin.
Inggris juga secara signifikan mengurangi kehadiran diplomatiknya di Myanmar sejak kudeta militer di negara itu pada Februari 2021.
(Susi Susanti)