Elizabeth juga memiliki berbagai pelamar dari berbagai negara. Penolakannya untuk memilih di antara mereka memungkinkannya untuk menjaga pilihannya tetap terbuka dalam urusan luar negeri.
Di waktu yang sama, ini memungkinkannya untuk mempermainkan negara satu sama lain sehingga membuatnya menjadi negosiator yang kuat dan dia akan tetap menjadi pusat dari semua kekuatan kerajan karena tidak ada penerus yang jelas.
Kekurangan
Ketidakpastian tentang siapa yang akan mewarisi tahta ini berpotensi mengarah pada plot dan serangan untuk menggulingkan Elizabeth. Misalnya plot dari asing, kekuatan Katolik, seperti Mary, Queen of Scots.
Para Penasehat dan Anggota Parlemen frustasi karena suksesi tidak diselesaikan dan mereka merasa ini membuat negara rentan.
Pelamar
Disebutkan di atas bahwa banyak orang menebak-nebak dengan siapa Elizabeth nantinya akan menikah. Berikut merupakan daftar orang-orang yang disebut-sebut sebagai pelamar sang ratu.
Robert Dudley
Dudley, Earl of Leicester, adalah seorang punggawa yang ambisius dan tampan. Elizabeth menghabiskan banyak waktu dengannya dan orang-orang mengira mereka sedang jatuh cinta. Tetapi sebenarnya dia sudah menikah.
Ketika istrinya ditemukan tewas ada skandal dan rumor beredar. Hal ini menyebabkan Elizabeth menarik diri dari Dudley karena reputasi dan posisinya sebagai ratu terancam.
Raja Philip dari Spanyol
Pada tahun 1560-an, Raja Philip melamar Elizabeth. Dia adalah seorang Katolik yang telah menikah dengan Maria, saudara perempuan Elizabeth.
Anggota parlemen tidak mendukung aliansi ini karena takut menyebabkan keresahan agama dan menciptakan pengaruh asing di pemerintahan. Elizabeth dengan hati-hati menolak tawaran ini.
Archduke Charles
Pada tahun 1567 Elizabeth mempertimbangkan untuk menikahi Archduke Charles dari Austria tetapi ternyata dia juga seorang Katolik. Itu berarti ada perbedaan agama yang sama dengan Raja Philip dari Spanyol, dan pada akhirnya tidak ada kecocokan.
Francis Duke of Alencon
Negosiasi pernikahan berlangsung selama hampir satu dekade dengan Francis, yang merupakan pewaris takhta Prancis. Ada banyak keuntungan politik yang bisa diperoleh dari aliansi ini, misalnya pengaruh terhadap kebijakan Perancis di Belanda, dan Elizabeth memanfaatkan ini untuk keuntungannya. Namun, Francis meninggal pada tahun 1584 dan setelah itu Elizabeth ditakdirkan untuk sendirian.
Sang "Ratu Perawan"
Elizabeth menekankan citranya sebagai "Ratu Perawan" yang menggambarkan dirinya sebagai seorang raja yang menempatkan stabilitas dan keamanan Inggris di atas kebahagiaan pribadinya. Dia tidak akan menikahi siapa pun yang berpotensi dapat membahayakan posisi Inggris.
(Khafid Mardiyansyah)