WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Kamis (15/9/2022) mengumumkan tercapainya perjanjian tentatif tentang tenaga kerja perkereta-apian AS yang mencegah terjadinya pemogokan nasional. Jika terjadi, hal ini diperkirakan dapat menghancurkan ekonomi sebelum pemilu paruh waktu yang penting.
Perwakilan serikat pekerja dan perkereta-apian melakukan perundingan selama lebih dari 20 jam di Departemen Tenaga Kerja, hingga lewat Kamis (15/9/2022) dini hari, untuk menuntaskan kesepakatan tersebut di tengah risiko terjadinya pemogokan massal mulai Jumat (16/9/2022) yang dapat menutup jalur kereta api di seluruh AS.
Biden mengundang para pemimpin bisnis dan serikat pekerja kereta api ke kantornya di Gedung Putih pada Kamis (15/9/2022) pagi. Dalam sambutan di Taman Mawar, Biden memuji tercapainya kesepakatan itu.
Baca juga: Ganti Nama 10 Stasiun dari Tebet hingga Manggarai, KAI Tawarkan ke Pengusaha
“Kesepakatan ini adalah validasi dari apa yang selalu saya yakini, bahwa serikat pekerja dan manajemen dapat bekerja sama demi kepentingan semua pihak,” terangnya, dikutip VOA.
Baca juga: Ada Diskon Tiket Kereta untuk Dosen hingga Alumni 5 Universitas, Cek Syarat dan Aturan Mainnya
Menurut pejabat Gedung Putih yang meminta agar namanya dirahasiakan karena tidak berwenang membahas percakapan itu, Biden menelpon Menteri Tenaga Kerja Marty Walsh sekitar pukul 21.000 waktu setempat pada Rabu (14/9/2022) saat pembicaraan sedang berlangsung.
Lewat pengeras suara di piranti telponnya, Biden mengatakan kepada mereka yang sedang berunding untuk menyelesaikan kesepakatan itu dengan mempertimbangkan kerugian yang bakal dirasakan keluarga, petani dan bisnis jika pemogokan itu terjadi.