MANILA - Lima pekerja penyelamat di Filipina tewas dalam bencana angin topan yang menyebabkan rumah terendam banjir dan jutaan orang tanpa listrik.
Kelima korban hanyut dalam banjir bandang saat melakukan operasi di distrik San Miguel, utara ibu kota Manila.
Distrik itu termasuk di antara yang terkena dampak Topan Noru, dengan beberapa penduduk terlihat terdampar di atap mereka, sementara yang lain mengarungi air yang berserakan sampah setinggi dada, berusaha untuk memberikan persediaan.
Topan menyebabkan angin dengan kecepatan hingga 240 km per jam di Luzon, di mana lebih dari setengah dari 110 juta penduduk negara itu tinggal.
Noru, yang dikenal secara lokal sebagai Topan Karding, pertama kali mendarat sebagai topan super, tetapi kemudian melemah pada pukul 20:20 waktu setempat pada Minggu, (25/9/2022). Diperkirakan akan meninggalkan Filipina pada Senin, (26/9/2022) malam.
Di San Vincente, sebuah desa di San Miguel, seorang pria terlihat melakukan upaya ssia-sia mencoba membersihkan air dari pintunya. Yang lain, berdiri di atas atap rumahnya, berteriak bahwa para pemimpin negara itu perlu "fokus pada perubahan iklim".
Banjir di desa tersebut mencapai puncaknya sekira pukul 04:00 pagi, dan air dikatakan sudah surut.
Lebih dari 74.000 orang telah dievakuasi dari jalur topan, dan para pejabat sebelumnya telah mengeluarkan peringatan tentang "banjir serius" di daerah-daerah ibu kota, Manila.