"Rezim Rusia berada di bawah tekanan dari propagandisnya sendiri dan beberapa pembuat opini untuk menunjukkan bahwa mereka mampu menanggapi serangan Ukraina," katanya kepada AFP.
Seperti diketahui, sedikitnya 19 orang tewas dan puluhan lainnya terluka, ketika rudal Rusia menghantam wilayah di seluruh Ukraina, termasuk Kyiv tengah.
Serangan berlanjut hingga Selasa (11/10/2022), dan warga sipil disarankan untuk tinggal di tempat perlindungan serangan udara.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan serangan itu sebagai pembalasan atas serangan di jembatan utama yang menghubungkan Rusia dengan Krimea yang diduduki, di mana ia menyalahkan Ukraina.
Sementara itu, Pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko - sekutu dekat Putin - telah setuju untuk mengerahkan pasukan dengan tentara Rusia di perbatasan dengan Ukraina, mengatakan ini sebagai tanggapan atas ancaman dari Kyiv.
(Susi Susanti)