Kisah Salahuddin Ayyubi, Pemimpin Pasukan Islam Selama Peristiwa Perang Salib

Nadilla Syabriya, Jurnalis
Kamis 10 November 2022 17:34 WIB
Salahuddin Ayyubi. (ilustrasi)
Share :

Di lingkungan barunya dia belajar menunggang kuda, menggunakan senjata, dan tumbuh dalam lingkungan yang sangat mencintai jihad. Di tempat ini juga Salahuddin kecil mulai mempelajari Al-Quran, menghafal hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, mempelajari bahasa dan sastra Arab, dan ilmu-ilmu lainnya.

Kekuasaan di Mesir

Sebelum kedatangan Salahuddin, Mesir merupakan wilayah kekuasaan kerajaan Syiah yang dipimpin oleh Kekhalifahan Fatimiyah. Kemudian pada masa berikutnya Dinasti Fatimiyah yang berjalan stabil mulai diguncang pergolakan di dalam negerinya. Orang-orang Turki, Sudan, dan Maroko menginginkan adanya revolusi.

Saat itu Nuruddin Mahmud, paman Salahuddin, melihat sebuah peluang untuk menaklukkan kerajaan Syiah ini, ia berpandangan penaklukkan Daulah Fatimiyah adalah jalan lapang untuk membebaskan Yerusalem dari kekuasaan Pasukan Salib. Nuruddin benar-benar merealisasikan cita-citanya, ia mengirim pasukan dari Damaskus yang dipimpin oleh Asaduddin Syirkuh untuk membantu keponakannya, Salahuddin al-Ayyubi, di Mesir.

Dengan kekalahan Khalifah Fatimiyah terakhir pada 1171, Salahuddin ditunjuk menjadi gubernur Mesir dan mulai mengurangi pengaruh Islam Syiah di sana. Namun tidak lama menjabat sebagai gubernur di Mesir, dua bulan kemudian Salahuddin diangkat sebagai wakil dari Khalifah Dinasti Ayyubiyah.

Penaklukan Yerusalem

Persiapan Salahuddin untuk menggempur Tentara Salib dinilai benar-benar matang. Pasalnya, ia telah melakukan persiapan keimanan dengan membersihkan akidah Syiah bathiniyah dari dada-dada kaum muslimin dengan membangun madrasah dan menyebarkan dakwah, persatuan dan kesatuan umat ditanamkan dan dibangkitkan kesadaran mereka menghadapi Tentara Salib.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya