JAKARTA – Perang salib merupakan serangkaian perang bersejarah mengiringi abad pertengahan. Perang antara Kerajaan Kristen dan Islam itu memperebutkan tempat-tempat yang dianggap suci oleh kedua pihak agama, dan berusaha mengamankan tempat-tempat ibadah kedua agama.
BACA JUGA: HISTORIPEDIA: Paus Urbanus II Serukan Dimulainya Perang Salib Pertama
Perang salib terjadi di Tanah Suci, Makkah dari 1095 sampai 1291, untuk menolong umat Kristen di negeri itu maupun untuk memerdekakan Yerusalem dan Makam Suci dari penjajahan. Perang Salib bermula saat Paus meminta orang-orang Kristen bagian Barat untuk mengangkat senjata untuk membantu Bizantium dan merebut kembali Tanah Suci dari kendali Muslim pada 1095.
Permintaan Paus diterima baik oleh masyarakat, Mereka yang bergabung dengan ziarah bersenjata mengenakan salib sebagai simbol Gereja.
Perang Salib Pertama(1096-1099)
Kumpulan tentara asal Eropa Barat dibagi menjadi empat kelompok. Ketika empat tentara utama Tentara Salib tiba di Konstantinopel, Alexius bersikeras bahwa para pemimpin mereka bersumpah setia kepadanya dan mengakui otoritasnya atas tanah yang direbut kembali dari Turki, serta wilayah lain yang mungkin mereka taklukkan.
Pada Mei 1097, Tentara Salib dan sekutu Bizantium mereka menyerang Nicea (sekarang Iznik, Turki), ibu kota Seljuk di Anatolia menyerahkan bagian pada akhir Juni.
BACA JUGA: Kisah Salahuddin Ayyubi, Pemimpin Pasukan Islam Selama Peristiwa Perang Salib
Perang Salib Kedua (1147-1149)
Setelah Perang Salib Pertama, banyak Tentara Salib berangkat dari wilayah asal mereka. Untuk mengatur wilayah yang ditaklukkan, mereka yang tetap tinggal mendirikan empat pemukiman besar di barat, atau negara-negara Tentara Salib, di Yerusalem, Edessa, Antiokhia, dan Tripoli.