PM Inggris Bahas Minyak dengan Pangeran Arab di Sela-Sela KTT G20, Biden Pilih Menjauh

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 16 November 2022 15:37 WIB
PM Inggris Rishi Sunak bertemu dengan Pangeran MBS di KTT G20 di Bali (Foto: AP)
Share :

BALI - Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak menyerukan upaya untuk menstabilisasi pasar minyak saat berunding dengan Putra Mahkota Arab Saudi pada Selasa (15/11/2022), ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden justru menjauhinya akibat pemangkasan produksi minyak.

Sunak bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), pemimpin de facto kerajaan Arab Saudi yang kaya minyak, ketika mereka berada di Bali untuk menghadiri KTT G20.

“Mengingat kenaikan harga energi global yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina, perdana menteri mengatakan dia berharap Inggris dan Arab Saudi dapat terus bekerja sama untuk menstabilkan pasar energi,” kata juru bicara PM Inggris, dikutip VOA.

Baca juga: PM Kanada dan Rishi Sunak Nongkrong Minum Bir di Bali saat KTT G20, Ngobrol Apa?

Juru bicara PM Inggris mengatakan, Sunak membahas “pentingnya kemajuan lebih lanjut dalam reformasi sosial, termasuk hak dan kebebasan perempuan” di kerajaan ultra-konservatif itu saat berbicara dengan MBS.

Baca juga: Dituduh Picu Kehancuran di Seluruh Dunia, PM Inggris Janji Panggil Rezim Putin di G20

Selain itu, mereka juga mendiskusikan “aktivitas destabilisasi” Iran, pesaing Arab Saudi di kawasan.

Pertemuan itu bertolak belakang dengan sikap dingin Biden. Pejabat AS mengatakan bahwa AS tidak berencana bertemu dengan sang Pangeran MBS, bahkan di tingkat yang lebih rendah.

Biden diketahui marah setelah kartel minyak OPEC+ yang dipimpin Arab Saudi memutuskan untuk memangkas produksi minyak sebanyak dua juta barel per hari mulai November ini, sehingga menambah tekanan terhadap harga global dan berpotensi meningkatkan pendapatan pengekspor energi Rusia, yang bertentangan dengan kampanye pimpinan AS untuk mengisolasi Moskow atas invasinya ke Ukraina.

Biden memperingatkan Arab Saudi akan konsekuensi langkah tersebut, yang disebut para pembantunya di Gedung Putih sebagai upaya untuk membantu Partai Republik, oposisinya di pemerintahan, beberapa hari menjelang pemilu Kongres AS, di mana inflasi menjadi isu utama yang menyita perhatian pemilih.

Arab Saudi bersikeras bahwa langkah itu hanya diambil atas pertimbangan faktor ekonomi. Akan tetapi, tindakan Saudi tetap membuat Biden marah, apalagi dirinya mengambil risiko politik Juni lalu saat mengunjungi Arab Saudi dalam misi untuk memastikan pasokan minyak.

Saat masih menjadi calon presiden, Biden sempat berjanji akan menjauhi Pangeran MBS, yang merupakan sekutu dekat mantan Presiden AS Donald Trump, atas isu-isu HAM yang menjeratnya.

Data intelijen AS yang sudah diungkap ke publik menyatakan bahwa sang pangeran memerintahkan pembunuhan dan pemutilasian jurnalis Saudi yang menetap di AS, Jamal Khashoggi.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya