MOLDOVA – Tetangga Ukraina Moldova juga mengalami pemadaman listrik besar-besaran pada Rabu (23/11/2022), tetapi tidak terkena secara langsung.
Wakil Perdana Menteri (PM) Moldova Andrei Spinu mencuit di Twitter, jika lebih dari setengah wilayah Moldova dibiarkan hidup tanpa listrik.
Dia mengatakan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina telah menyebabkan "pemadaman besar-besaran".
Baca juga: Serangan Rudal Rusia Picu Pemadaman Listrik, Presiden Ukraina Kecam 'Teror' Putin di Pidato PBB
Spinu mengatakan Moldova juga mengalami pemadaman listrik yang meluas akibat serangan di Ukraina pada 15 November lalu. Jaringan seluler juga sangat terpengaruh.
Dalam beberapa jam, listrik pulih di sebagian besar ibu kota, Chisinau, tempat sepertiga penduduk Moldova tinggal.
Analis kebijakan energi Sergiu Tofilat mengatakan bahwa ketika Moldova dan Ukraina terhubung ke jaringan Eropa pada bulan Maret, salah satu titik koneksi pada saluran listrik antara Moldova dan negara tetangga Rumania ditutup secara otomatis jika Ukraina terkena untuk melindungi sistem.
"Kami menyambung kembali sekali Ukraina telah menilai kerusakannya,” terangnya, dikutip BBC.
Menanggapi pemadaman listrik itu, Presiden Moldova Maia Sandu mengatakan Rusia telah "menyebabkan Moldova dalam kegelapan".
"Perang Rusia di Ukraina membunuh orang, menghancurkan blok perumahan dan infrastruktur energi dengan rudal," tulisnya di Facebook. "Tetapi pasokan listrik dapat dipulihkan. Kami akan menyelesaikan masalah teknis dan kami akan memiliki cahaya lagi. Semua lembaga negara bekerja ke arah ini,” lanjutnya.
Seperti diketahui, seiring memasuki musim dingin, Moskow telah meningkatkan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina.
Dikutip BBC, serangan itu menewaskan sedikitnya tujuh orang. Pada Rabu (23/11/2022) malam, Zelensky mengatakan situasi di Kyiv tetap "sangat sulit" dan upaya akan berlanjut sepanjang malam untuk memulihkan listrik.
Namun Zelensky mengatakan beberapa kota lain yang terkena rudal Rusia telah berhasil memulihkan listrik, termasuk Lviv, Odesa dan Cherkasy.
Wali Kota Vitali Klitschko mengatakan setidaknya 80% penduduk ibu kota tidak memiliki listrik atau air yang mengalir.
(Susi Susanti)