Derita Berkepanjangan Warga Miskin Lebanon, Kehilangan Pekerjaan hingga Sulit Cari Makan

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 05 Desember 2022 15:31 WIB
Potret kemiskinan di Lebanon (Foto: Reuters)
Share :

Biaya sekolah anak-anaknya sebagian besar ditanggung oleh badan amal dan sebagian obatnya disubsidi oleh negara.

"Hari ini kami bisa makan siang, berarti satu persoalan sudah selesai. Kalau besok, nanti lagi dipikirkan. Dulu, kami biasa merencanakan satu bulan atau satu atau dua tahun... sekarang, kami sudah kehilangan kemampuan untuk itu," ujarnya.

Hamadeh mengatakan melihat restoran penuh di kelompok kelas atas Beirut,membuatnya sedih.

"Menyakitkan, tapi kami sudah terbiasa dengan luka itu. Kulit kami sudah terbiasa. Kami sudah kebal."

Menurut pengakuan para politisi senior Lebanon, krisis tersebut merupakan hasil dari puluhan tahun pemborosan anggaran dan korupsi yang menyebabkan sistem keuangan negara runtuh.

Menurut para ekonomi, kondisi itu akan semakin parah selama politisi menunda meloloskan reformasi yang disetujui dengan Dana Moneter Internasional (IMF) pada April tahun ini untuk membuka bantuan miliaran dolar.

Layanan dasar negara juga telah runtuh, subsidi pada hampir semua barang telah dihapus dan puluhan ribu warga Lebanon terpaksa meninggalkan negara itu untuk mencari pekerjaan di luar negeri dalam gelombang emigrasi terbesar sejak perang saudara 1975-90.

Bank Dunia menjuluki krisis tersebut sebagai "depresi yang disengaja" karena didalangi oleh elit politik dan keuangan. Pemerintah mengatakan tetap berkomitmen untuk menerapkan reformasi yang akan membuka jalan bagi kesepakatan dengan IMF.

Namun, tekanan publik untuk reformasi yang memuncak selama protes 2019 dan setelah ledakan pelabuhan Beirut Agustus 2020, perlahan mulai mereda.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya