RUSIA - Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian asal Rusia pada 2022, Yan Rachinsky mengatakan otoritas Kremlin menyuruhnya untuk menolak penghargaan tersebut.
Rachinsky mengatakan dia diberitahu untuk tidak menerima hadiah itu karena dua pemenang lainnya - sebuah organisasi hak asasi manusia Ukraina dan pembela hak asasi Belarusia yang dipenjara - dianggap "tidak pantas".
Rachinsky adalah pemimpin Memorial, yakni salah satu kelompok hak sipil tertua di Rusia, dan ditutup oleh pemerintah tahun lalu.
BACA JUGA: Peraih Nobel Perdamaian Rusia Kecam Perang 'Gila' dan Kriminal Putin di Ukraina
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan program HARDtalk BBC, Rachinsky mengatakan organisasinya telah disarankan untuk menolak penghargaan tersebut, tetapi mereka tidak menggubrisnya.
Meskipun keselamatannya terancam, Rachinsky mengatakan pekerjaan Memorial tetap penting.
BACA JUGA: Peraih Nobel Perdamaian Meninggal pada Usia 77 Tahun, Bantu Akhiri Konflik Puluhan Tahun
"Di Rusia saat ini, keselamatan pribadi tidak ada yang dapat dijamin," katanya.
"Ya, banyak yang terbunuh. Tapi kita tahu apa yang menyebabkan impunitas negara... Kita harus keluar dari lubang ini entah bagaimana,” lanjutnya.
Memorial telah mendokumentasikan represi Soviet bersejarah.