JAKARTA - Fenomena hujan es kerap terjadi di wilayah Indonesia. Hujan es menjadi salah satu jenis cuaca ekstrem.
Peneliti Klimatologi dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menjelaskan setiap hujan diturunkan dari awan yang memiliki beberapa tipe berdasarkan ketinggian.
diantaranya, awan rendah (< 1,5 km), awan menengah (1,5 -3 km), dan awan tinggi (> 3 km). Dari berbagai jenis awan, yang berpotensi besar dapat menghasilkan hujan ada dua, yaitu awan nimbostratus dan awan cumulonimbus.
BACA JUGA: Heboh! Hujan Es Guyur Kota Mataram Bikin Takjub Warga
"Awan nimbostratus merupakan jenis awan rendah yang dikenal juga dengan istilah awan hujan atau awan mendung," jelasnya, Selasa, (13/12/2022).
BACA JUGA: Sejumlah Daerah Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem, dari Puting Beliung hingga Hujan Es
Awan ini dicirikan dari awan merata berwarna keabuan, dan membentang secara horisontal menyerupai garis lurus. Kemudian memiliki perbedaan dengan warna putih terang di bagian atas atau bawahnya.
"Jika terjadi awan nimbostratus, maka dalam waktu kurang dari setengah jam kemungkinan besar akan segera terjadi hujan," kata Erma.
Jenis awan berikutnya, lanjut Erma yang berpotensi menghasilkan hujan disertai badai berupa kilat, guruh, angin kencang, juga hujan es adalah yang disebut dengan awan cumulonimbus atau awan badai. Awan ini dinamakan demikian karena secara penampakan merupakan gabungan antara awan cumulus dan awan nimbus.