Ribuan Dokumen Pemerintah Terkait Pembunuhan John F Kennedy Diungkap ke Publik

Rahman Asmardika, Jurnalis
Jum'at 16 Desember 2022 10:59 WIB
Presiden Ke-35 Amerika Serikat John F. Kennedy. (Foto: Reuters)
Share :

WASHINGTON - Arsip Nasional Amerika Serikat (AS) pada Kamis, (15/12/2022) merilis ribuan dokumen terkait pembunuhan Presiden John F. Kennedy pada 1963. Perilisan ini dilakukan tidak lama setelah Presiden Joe Biden mengeluarkan perintah eksekutif yang mengesahkan pembebasan dokumen-dokumen tersebut, yang juga menyimpan ratusan rahasia catatan sensitif lainnya hingga satu tahun lagi.

Pelepasan 13.173 dokumen tidak diharapkan memasukkan fakta baru, atau mengubah kesimpulan yang dicapai oleh komisi yang dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung Earl Warren bahwa Lee Harvey Oswald, mantan aktivis Marinir dan komunis yang pernah tinggal di Uni Soviet, bertindak sendiri dalam pembunuhan Kennedy. Namun, kumpulan dokumen terbaru ini akan berguna bagi sejarawan yang berfokus pada peristiwa seputar pembunuhan tersebut.

Kennedy ditembak dan dibunuh saat mengendarai iring-iringan mobilnya melalui Dallas, Texas pada 22 November 1963, pada usia 46 tahun.

Ribuan buku, artikel, acara TV, dan film telah mengeksplorasi gagasan bahwa pembunuhan Kennedy adalah hasil dari konspirasi yang rumit. Tidak ada yang menghasilkan bukti konklusif bahwa Oswald - yang ditembak mati oleh pemilik klub malam Jack Ruby dua hari setelah membunuh Kennedy - bekerja dengan orang lain, meskipun gagasan-gagasan itu tetap menjadi bahasan yang kerap muncul di masyarakat.

Banyak dokumen yang dirilis pada Kamis adalah milik dinas intelijen AS, Central Intelligence Agency (CIA), termasuk beberapa yang berfokus pada pergerakan Oswald dan kontaknya. Dokumen lain berfokus pada permintaan dari Komisi Warren yang menyelidiki pembunuhan tersebut.

Dokumen tersebut menunjukkan bahwa pemerintah AS membuka apa yang disebut file 201 tentang Oswald pada Desember 1960, hampir tiga tahun sebelum pembunuhan Kennedy dan setelah Oswald gagal membelot ke Uni Soviet pada 1959, demikian diwartakan Reuters.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya