Tetapi Tokyo menghadapi situasi keamanan yang paling tidak bersahabat dalam beberapa dekade.
Lembaga penyiaran publik NHK melaporkan dengan perombakan pertahanannya, Jepang menggambarkan salah satu saingan itu yakni China sebagai tantangan strategis terbesarnya.
Di sebelah barat, Jepang telah menyaksikan penumpukan persenjataan rudal Korea Utara. Pyongyang telah menguji rudal pada 34 kesempatan tahun ini. Termasuk enembakkan satu rudal ke Jepang pada Oktober untuk pertama kalinya dalam lima tahun, tindakan yang disebut Kishida “keterlaluan.”
Sedangkan di sebelah utara Jepang, penumpukan Rusia di pulau-pulau di sana sejak awal perang di Ukraina dan retorika permusuhan dari Moskow hanya menambah kekhawatiran di Tokyo bahwa mereka mungkin perlu mempertahankan wilayahnya dari beberapa ancaman sekaligus.
Jepang dianggap memiliki salah satu militer paling modern dan kuat di dunia, persenjataannya dirancang untuk menyerang musuh di dekat pulau-pulaunya. Tetapi strategi pertahanan baru, yang dikatakan penyiar publik NHK awal pekan ini akan memberi Tokyo senjata seperti rudal Tomahawk buatan AS, yang dapat menyerang pangkalan dari kemungkinan musuh seperti China, Korea Utara, atau Rusia dapat menyerang wilayah Jepang.
Menurut pejabat Pasukan Bela Diri, sistem pertahanan rudal Jepang saat ini hanya dapat melibatkan target yang masuk setelah berada dalam jarak sekitar 50 kilometer. Namun China, misalnya, memiliki rudal yang dapat diluncurkan dari berbagai pesawat tempur dari jarak sejauh 186 mil (300 kilometer).