"Mereka memukuli beberapa gadis kami dan menangkap beberapa lainnya. Mereka hendak membawa saya juga, tapi saya berhasil melarikan diri. Tapi saya dipukuli dengan kejam,” lanjutnya.
Pengunjuk rasa lain mengatakan dua orang telah dibebaskan sejak ditangkap, tetapi beberapa masih ditahan.
Beberapa pria menanggapi dengan tindakan pembangkangan sipil sebagai solidaritas dengan para pengunjuk rasa. Sekitar 50 profesor universitas pria di lembaga publik dan swasta telah mengundurkan diri dari jabatan mereka, sementara beberapa mahasiswa pria dilaporkan menolak untuk mengikuti ujian.
Ini adalah kebijakan terbaru yang membatasi pendidikan perempuan sejak Taliban kembali berkuasa tahun lalu. Anak perempuan telah dikeluarkan dari sebagian besar sekolah menengah.
Larangan baru diterapkan dengan segera oleh menteri pendidikan tinggi pada Selasa (20/12/2022), dengan universitas negeri dan swasta diperintahkan untuk melarang perempuan.
Kementerian pendidikan mengatakan telah mengevaluasi kurikulum dan lingkungan universitas, dan kehadiran untuk anak perempuan akan ditangguhkan sampai lingkungan yang sesuai.
Namun di kemudian hari, Menteri Pendidikan Tinggi Taliban, Neda Mohammad Nadeem, mengatakan di televisi pemerintah bahwa perempuan dilarang kuliah karena tidak mengikuti aturan berpakaian.