TAIPEI - Taiwan berencana untuk memberikan pembayaran tunai hampir USD200 (sekira Rp3 juta) kepada setiap warga negara tahun ini, demikian diumumkan Perdana Menteri Su Tseng-chang pada Rabu, (4/1/2023). Su mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi pulau itu akan dibagi oleh orang.
Ekonomi Taiwan yang bergantung pada ekspor, pembangkit tenaga teknologi global untuk produk termasuk chip semikonduktor, tumbuh 6,45% pada 2021, laju tercepat sejak tumbuh 10,25% pada 2010.
Sementara pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan melambat pada 2022 dan 2023, pemerintah Taiwan telah membuat rencana untuk memasukkan tambahan pendapatan pajak sebesar NTD380 miliar (sekira Rp193 triliun) dari tahun lalu ke dalam perekonomian untuk membantu melindungi pulau tersebut dari guncangan ekonomi global, termasuk subsidi untuk harga listrik dan tenaga kerja dan asuransi kesehatan.
Su mengatakan total NTD140 miliar (sekira Rp71 triliun), bagian dari pendapatan pajak, akan digunakan sebagai pembayaran tunai dan setiap warga negara akan mendapatkan NTD6.000 (sekira Rp3 juta).
"Buah pencapaian ekonomi akan dinikmati oleh semua warga negara, dari muda hingga tua," kata Su kepada wartawan, sebagaimana dilansir Reuters. Dia menambahkan bahwa potensi pembayaran memerlukan persetujuan dari parlemen, di mana Partai Progresif Demokratik yang berkuasa memiliki mayoritas.
"Kami ingin memberikan berkat Tahun Baru kepada semua warga setelah awal Tahun Baru Imlek," kata Su kepada wartawan, merujuk pada liburan selama seminggu yang dimulai pada 20 Januari.
Dia tidak memberikan perincian tentang bagaimana pemerintah akan memberikan pembayaran tunai tersebut.